Share

Penagih Hutang

Awan mendung bergelayut menyelimuti kota Lubrica, pertanda sebentar lagi akan turun hujan, pantas saja udara malam tadi begitu panas.

Tiara bergegas mengambil beberapa potong pakaian yang sudah dijemurnya tapi hanya separuh kering saja, semua pakaian sudah dirapikan, saatnya Tiara untuk mengerjakan sebagian pekerjaan ibunya, berbelanja bahan kue.

Sebelum hujan turun ia pun bergegas ke warung Bukde Mayang, hanya warung itu saja yang terdekat yang menjual bahan kue lebih lengkap dibandingkan warung lain, karna jika harus membeli ke supermarket jaraknya lumayan jauh dan itu mengeluarkan ongkos yang lebih banyak.

"Bukde, ini bahan pesanan ibu," ucap Tiara sambil memberikan secarik kertas berisi daftar belanjaan bahan kue. 

"Tiara kamu dari mana saja kok Bukde baru liat kamu?"

"Saya baru dari puncak liburan sama teman-temanku."

"Bukan itu maksud Bukde, kamu berhenti nyanyi sudah lama?" tanya bukde Mayang penasaran.

"Oh ... Itu Bukde, 'gak juga sih baru aja," jawab Tiara datar, tidak membahas persoalan dirinya dengan Erwin.

"Kenapa Tiara, ada masalah?" Tiara terdiam sebentar lalu menjawab pertanyaan bukde Mayang.

"Tidak kok Bukde hanya saja saya kadang capek aja kalau harus nyanyi sampai larut malam," ungkap Tiara namun tetap menyembunyikan persoalan yang terjadi.

ia menjaga perasaan bukde Mayang bagaimanapun Erwin mantan bosnya adalah adiknya.

Bukde Mayang mengangguk, ia mengerti dengan apa yang Tiara sampaikan karna ia dulunya juga seorang biduan panggung, "Semoga kamu cepat mendapat pekerjaan lagi ya Tiara."

"Iya Bukde terima kasih."

Setelah semua barang belanjaan selesai dikemas Tiara pamit pulang.

Sampai di rumah ia kembali sibuk membuat adonan kue untuk ibunya.

"Tok ... tok ... tok," Suara ketukan pintu.

"Bu Ratri!, ... buka pintunya!" Teriak seseorang dari luar.

"Iya siapa ya!?, ... tunggu!" seru Tiara yang tengah mengaduk adonan di ruang tengah.

"Saya Rustam ibu kamu di mana saya mau menagih hutang!" 

Mendengar siapa yang datang Tiara segera ke depan membuka pintu untuknya.

Rustam adalah seorang rentenir, semua orang susah di kota itu mengenalnya dan tau kalau ia sangat kejam apalagi ketika menagih hutang.

"Silahkan masuk Bang!" kata Tiara menyambut Rustam.

"Tidak usah, saya hanya butuh dibayar!, mana ibu kamu!?"

"Maaf Bang Ibu saya belum pulang."

"Terus utangnya bagaimana?, hari ini sudah lewat sepuluh hari bunganya banyak loh," sambil melirik nakal ke arah Tiara.

"Gimana ya bang?" Tiara nampak kebingungan.

"Kalau begitu saya akan menunggu di sini."

"Kalau abang mau menunggu silahkan, saya mau kedalam dulu ada pekerjaan yang saya harus selesaikan," Tiara meninggalkan Rustam yang masih berdiri di depan pintu teras rumahnya.

Ada perasaan yang menggelitik Tiara ketika melihat lirikan mata pria seperti itu.

Ia sekarang sudah banyak tahu sifat laki-laki model seperti itu. Tiara gelisah menunggu Ibunya, inilah salah satu alasan mengapa ia begitu keras ingin bekerja hanya agar ia dapat membantu meringankan beban utang ibunya.

Sambil mengaduk adonan kue Tiara berpikir bagaimana cara agar penagih yang ganjen itu bisa secepatnya pergi.

Tiara keluar dan menemui kembali si Rustam, "Bang, mungkin Ibu saya masih lama bagaimana kalau saya membayar bunganya dulu?"

"Aduh Tiara yang manis, bagaimana bisa kamu hanya membayar bunganya saja!, ... Hahh!" Rustam membentak.

"Tidak bisa!, utang Ibu kamu sudah terlalu lama bayarnya pun sering menunggak," seru Rustam dengan nada yang lagi-lagi membentak.

"Setelah saya membayar bunga, saya berjanji akan melunasi secepatnya," ucap Tiara sedikit memohon pada Rustam.

"Hahh! ... uang dari mana?, kamu mau membayarnya dengan apa?" Jawaban Rustam menohok.

Kata Rustam ada betulnya juga, kalaupun ia akan membayarnya, uang dari mana sedangkan Tiara saat ini sudah tidak bekerja.

Tiara yang sedang berbincang dengan Rustam tanpa tahu kalau para ibu tetangganya silih berganti memandangi mereka berdua dengan pandangan sinis seraya berbisik ada juga yang tersenyum-senyum seperti mengejek, mereka tahu bahwa Rustam datang untuk menagih utang ibunya yang sudah lama.

Di tengah negosiasi tingkat tinggi antara Tiara dan Rustam, Bu Ratri muncul, ia baru saja pulang sambil membawa bungkusan kecil dari kertas yang di pegangnya dikedua tangan.

Rustam tersenyum-senyum melihat orang yang ditunggunya tiba, "Ahay akhirnya, ... orang yang ditunggu sudah muncul, 'halo Ibu apa kabar?' saya sungguh senang melihat ibu sudah datang,"  sambut Rustam dengan senyum terselubung seperti ingin mencari muka di depan Bu Ratri.

"Langsung saja ke intinya, saya datang untuk menagih hutang ibu yang sudah lama tidak dibayarkan dan saya sudah menunggu di sini begitu lama."

"Saya akan membayar separuh dulu, dan sisanya lagi saya minta waktumu satu minggu lagi," ucap ibu Tiara yang membuat Rustam mengerutkan kening.

"Hahh Separuhnya!?, dengan waktu yang sudah begitu lama anda hanya membayar separuhnya saja?, ... tidak bisa! sungguh tidak bisa!" jawab Rustam sambil memainkan gantungan kunci di tangannya.

"Begini, ... saya mau membantu ibu melunasi utang dengan cepat," ujar Rustam sambil melirik nakal ke arah Tiara yang masih berdiri dibalik pintu.

"Utang ibu saya akan anggap lunas, dengan kesepakatan kalau ...."

"Kalau apa ... ?" Sela Bu Ratri seraya menatap tajam ke arah Rustam.

"Bu Ratri dengar dulu saya bicara." 

"Kalau Ibu mau menyetujui, saya ingin menjadikan Tiara sebagai Istri, bagaimana Bu?"

Tiara dan Ibunya tersentak kaget muka mereka menjadi geram tanda penolakan atas apa yang baru saja diucapkan Rustam. 

"Sekarang juga kamu pergi dari sini!, atau saya akan memanggil warga untuk mengusir kamu," ujar Bu Ratri dengan suara tinggi karena marahnya.

"Utang Ibu bagaiamana?" kata Rustam yang sudah terlihat pucat mendengar ancaman Bu Ratri.

"Seminggu lagi kamu ke sini, saya akan melunasi semua sisanya cepat pergi sebelum kesabaran saya hilang, cepaaatt ... !"

Sepertinya Bu Ratri tidak main-main Rustam tanpa banyak bicara lagi langsung tancap gas meninggalkan Tiara dan ibunya yang sudah dalam keadaan emosi tingkat tinggi.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Agungs Yud
rustam dasar otak mesum tengkulak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status