Share

Liburan

Author: alfatihsronan
last update Last Updated: 2022-01-27 15:33:32

Begitu banyak cobaan hidup untuk Tiara, belum hilang dari ingatannya bagaimana Erwin memperlakukannya, kini muncul lagi perlakuan yang tidak senonoh pada dirinya.

Percobaan pemerkosaan yang masih menyisakan trauma besar dalam dirinya.

Dewi yang bersamanya saat itu merasa sangat bersalah atas kejadian yang terjadi pada tiara, bagaimanapun ia yang mengajak Tiara ketempat itu, sahabat-sahabatnya pun demikian, menaruh prihatin yang sangat besar kepadanya.

"Tiara kamu sudah mengalami banyak kejadian yang seperti itu, kamu berhenti saja cari pekerjaan yang lain," ucap Frida menasehatinya.

"Gak apa-apa Ra, aku akan coba mencari pekerjaan untukmu," Sambung Frida lagi.

"Sepertinya kamu butuh hiburan Tiara, gimana kalau Minggu depan kita ke puncak bareng anak-anak gimana?"

"Maaf ya Frida, Melisa dan Jenny, aku sudah banyak merepotkan kalian semua." 

"Tiara, jangan berkata seperti itu kita sahabat kamu dan akan selalu begitu, selalu ada dan mendukungmu."

Aku ada rencana akhir pekan ini, bagaimana kalau kita naik gunung?, Tiara 'gimana menurut kamu, kamu mau 'kan ke puncak bareng kita semua?" seru Melisa.

"Duh jadi ingat masa-masa kita sekolah dulu, naik gunung bareng," sela Jenny. 

"Kita liat nanti aja, aku ijin ke ibu dulu," jawab Tiara dengan wajah terkulai.

"Besok aku tunggu kamu di rumahku ya, ibuku ingin bertemu denganmu, sudah jangan sedih dong Ra!" Tambah Frida.

Tiara lalu memaksa melemparkan senyum kepada sahabat-sahabatnya, ia memang seharusnya tidak boleh lemah seperti ini.

Esoknya Tiara meminta ijin ibunya ke rumah Frida sahabatnya, sebenarnya bu Ratri selama ini selalu percaya Tiara bisa menjaga dirinya tetapi setelah percobaan pemerkosaan yang sudah dua kali itu, bu Ratri khawatir bila Tiara akan keluar rumah.

"Tiara kamu jaga diri baik-baik, ibu khawatir hal-hal seperti itu akan terjadi lagi sama kamu Nak."

"Iya Bu, Tiara sekarang akan lebih berhati-hati lagi ibu harus percaya sama Tiara, saya hanya ke rumah Frida aja tidak lama kok."

Baru saja Tiara pamit ke ibunya dan akan melangkah ke pintu, sebuah mobil sedan mewah memasuki halaman rumahnya, Frida dan mamanya datang.

"Hei kamu Frida!, ada Tante juga, mari silahkan masuk, untung saja kamu cepat padahal tadi aku baru saja mau kerumahmu."

"Kebetulan lewat sini, jadi sekalian mampir lama gak ketemu juga sama ibu kamu," jawab mamanya Frida.

Setelah Frida dan Ibunya masuk ke dalam rumah mereka mengobrol masalah kejadian yang dialami Tiara, "Kasihan kamu Tiara, Frida juga sudah cerita banyak sama Tante."

"Sebaiknya kamu jangan sampai kembali bekerja ditempat seperti itu lagi, iya kan bu?" Tanya mamanya Frida kepada Ibu Tiara yang duduk disamping Tiara.

"Iya sih bu, sebenarnya dari awal saya kurang mendukungnya, tapi anaknya nekat, jadi mau diapalagi?" Jawab bu Ratri pasrah. 

"Begini bu ... Tiara!, tante janji akan bantu kamu untuk mencari pekerjaan buat kamu biar kamu bisa membantu meringankan beban ibumu," Imbuh mamanya Tiara. 

"Masalahmu kemarin, apa kamu sudah laporkan ke Polisi?" Tanya ibu Frida lagi.

"Sudah Tante, menurut pihak polisi kalau pria yang menyekapku kemarin adalah orang suruhan Erwin."

"Erwin itu siapa Ra?" Tanya Frida penasaran.

"Erwin itu pimpinan organ tunggal mantan bos aku."

"Hah! yang kemarin sempat melecehkan kamu juga, dia sialan banget ya, cowok brengsek seperti itu harusnya diberi pelajaran," Tambah Frida.

Emosinya tersulut mendengar nama Erwin disebut, ia tahu bahwa Erwin lah yang membuat Tiara sampai berhenti bernyanyi.

Menjelang jam tujuh malam baru Frida dan mamanya pamit.

"Ingat ya Tiara, kamu jangan sampai bekerja di tempat itu lagi, kamu seharusnya tidak bekerja sama dengan orang-orang seperti itu," Kata mamanya Tiara setelah mereka berpisah.

"Iya tante, saya tidak akan bekerja sebagai biduan lagi, dan terima kasih Tante sudah datang kemari."

Frida dan mamanya meninggalkan rumah Tiara, ia sudah bisa sedikit bernafas lega karna mamanya Frida sudah berjanji akan mencari pekerjaan untuknya, sekarang ia sisa mempersiapkan dirinya untuk liburan kepuncak bersama Frida, Melisa dan Jenny, sahabat-sahabat yang selalu ada untuk Tiara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
neyskhaathr
baiknya punya banyak sahabat yang bisa mengerti keadaan kita, seperti teman2 kmu Tiara
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona sang Biduan   Bujuk rayu tuan Gilbert

    Sebuah hubungan cinta harus berjalan bersama, jika di dalamnya ada tujuan yang berbeda maka ia harus saling memahami dan tebuka, bukan saling menutupi dan saling menyalahkan. Begitu pula yang harus dlakukan oleh Tiara dan Erick, ada sesuatu hal yang tidak berjalan semestinya diantara mereka, membuat hubungannya yang baru saja seumur jagung seakan terombang ambing tak tentu arah. "Memiliki hubungan itu ribet ya," ucap Tiara. "Ribet seperti apa maksud kamu, gak juga kok kalau kamu dan Erick saling memahami, dan mau saling terbuka," sahut Frida. "Aku?, ... Apa yang aku tutupi darinya Frid?, apa aku saja yang harus memahaminya sementara dia?" sahut Tiara. Frida terdiam mendengar Tiara mulai tersulut emosi, ia biasanya akan menenangkan jika sahabatnya itu mulai meninggikan nada suaranya. Mobil mereka melaju membelah jalan kota, suasana sudah mulai tampak lengang, tak banyak lagi kendaraan yang berseliweran seperti biasanya di jam-jam itu. Sementara Erick dan Maria serta teman-temann

  • Pesona sang Biduan   Apakah ini cinta yang salah?

    Tiara dan Frida urung menjalankan rencananya melihat Erick yang tengah duduk bersantai dengan Maria di sebuah meja tepat di depan panggung. "Jadi mau gimana lagi, kita harus menjalankan rencana lainnya, ayo silahkan mba Tiara," kata Frida seraya menunjuk ke arah panggung. Tanpa melihat sedikitpun ke arah mereka Tiara langsung menggebrak panggung. Erick terhenyak menyaksikan Tiara, ia tak menyangka sedikitpun jika kekasihnya itu yang menjadi biduan di live musik cafe malam itu. "Pantas saja Tiara gak mau aku ajak, dia ternyata nyanyi di sini." Erick bergumam. Ia tak dapat menyembunyikan rasa heran di depan Maria, "Erick kamu kok terlihat heran seperti itu, kamu kaget kalau Tiara itu nyanyi di sini?" "Gak, ... Aku cuma kaget saja tiba-tiba bertemu dia di sini," sanggah Erick sedikit ingin menutupi dari Maria, tak terjadi apa-apa di antara Tiara dan dirinya. "Daripada harus membicarakan dia, kita bernostalgia saja dengan kenangan kita, bagaimana?" Rayu Maria. "Nostalgia yang sep

  • Pesona sang Biduan   Tiara panik mengetahui Erick akan datang

    Malam hari tiba, terlihat cerah secerah hati Tiara yang sudah kasak kusuk mempersiapkan diri sembari menunggu dijemput Frida. Bu Ratri hanya nampak tersenyum melihat anak gadisnya terlihat sibuk di depan cermin tak hentinya menatap wajahnya melihat riasan yang dipakainya. Tak lama kemudian Frida datang menemui Tiara di kamarnya yang tengah sibuk itu. "Udah beres kan dandannya?" tanya Frida. "Gimana menurut kamu udah bagus kan?" "Iya gitu aja gak usah lama, ingat tempatnya di puncak loh!" kata Frida. "Yuk kita berangkat sekaramg!" Tiara dan Frida berangkat bersama menuju cafe M&M tempat Tiara akan menyanyi dan untuk pertama kalinya di cafe ini. "Kamu santai aja dong, kok seperti pertama nyanyi saja kamu," kata Frida melihat Tiara terlihat sedikit gugup. "Iya nih, gak tahu aku kok sedikit gugup ya, apa karna lama gak nyanyi ya?" "Kamu sih, aku ajak nyanyi ke acara kampusku kamu tolak, makanya sekarang jadi grogi kelamaan gak manggung." Mobil yang dikendarai Frida sudah melam

  • Pesona sang Biduan   Maria yang menyimpan cinta masa lalu

    "Tiara bagaimana jika pamanmu tidak terima dengan pengakuan kita padanya tentan rumah ini yang sudah dijual," "Terserah dia saja bu, kali ini aku tidak akan takut dengan ancamannya, kita sudah lama diperlakukan semena-mena olehnya, dia harus berpikir bahwa Tiara sudah berubah sekarang," jawab Tiara dengan semangat."Dan aku rasa mba Maria akan sepenuhnya membantu dalam masalah ini, ibu jangan khawatir," kata Tiara kembali membuang segala ketakutan ibunya."Kamu angkat dulu telpon kamu," ucap Bu Ratri mendengar ponsel yang berdering.[Halo Tiara, maaf ya kalo aku ganggu kamu malam-malam takutnya kalau nunggu besok aku bisa lupa] kata Maria.[Ada apa ya mba?][Besok kamu bisa mulai nyanyi di cafe hari ini semua persiapan panggung sudah siap][Ok mba aku akan mulai besok] kata Tiara begitu senang mendengar kabar dari Maria."Ibu mulai besok aku bisa kerja di cafe mba Maria, aku senang banget loh bu," "Ibu juga senang mendengarnya nak, semoga saja kamu betah di sana, apa Frida sudah tah

  • Pesona sang Biduan   Pesan singkat dari Erick

    Tiara masih menatap tajam pria paruh baya yang ada di hadapannya, seorang kakak dari ayahnya, satu-satunya keluarga yang ia miliki tapi memiliki hati begitu tega perlakuannya terhadap Tiara dan ibunya."Ayo duduk jangan berdiri seperti itu di hadapanku, semakin memperjelas bahwa kau tak pernah di ajari sopan santun dari orang tuamu," kata Novo yang begitu menyakitkan.Tiara masih saja terdiam, tak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya, hanya tatapannya yang semakin tajam ke arah Novo, sorot matanya berapi-api.Tidak seperti Bu Ratri yang masih terlihat tenang menghadapi keadaan ini, ia memberi isyarat agar Tiara menurutinya untuk duduk di sampingnya.Dengan wajah kaku Tiara menurutinya dan mulai angkat bicara, "Paman Novo, aku menganggap paman sebagai seorang pengganti dari ayahku namun aku ternyata salah," kata Tiara."Seorang ayah tidak pernah membuat anaknya jatuh ke dalam kondisi yang begitu sulit seperti ini, paman sungguh tega mengusir kami dari rumah yang ayah bangun dari

  • Pesona sang Biduan   Mulut manis paman Novo

    Setelah melakukan rembuk bersama, Tiara dan Frida beranjak meninggalkan cafe menuju kantor polisi untuk menemui Maria yang sedang menjadi saksi sebuah kasus. Sampai di sana Tiara dan Frida oleh petugas tidak di perbolehkan menemui Maria, karna sesuatu hal. "Mba Maria sedang jadi saksi atas kasus apa pak!?" tanya Frida kepada salah seorang petugas. "Maria menjadi saksi atas kepemilikan barang terlarang, jadi untuk sementara beliau belum bisa menemui siapapun." Tiara dan Frida tersentak mendengar apa yang diucapkan petugas itu, terlebih Tiara yang sepertinya harus mengurungkan niatnya untuk minta tolong padanya. "Kamu kan lebih mengenal dekat mba Maria bahkan pernah di ajak ke apartemennya, dia itu orangnya seperti apa sih, kok bisa jadi saksi segala?" tanya Frida pada Tiara. "Waktu di ajak kemarin sih hanya pesta kecil saja, dan ada beberapa teman bisnisnya di sana yang pesta mabuk malam itu," jelas Tiara. "Tuh kan, mungkin teman-teman bisnisnya itu yang jadi pemilik barang terl

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status