Share

ISTRI RAHASIA
ISTRI RAHASIA
Penulis: Puji Jiejie

Pertemuan

 “Sebelumnya Mama sama Papa minta maaf, Bel. Kami berdua terpaksa melakukan hal ini padamu.”

Mama tiba-tiba terlihat serius. Padahal sebelumnya kami sedang menonton film sambil bercanda santai. Namun tiba-tiba Mama merubah suasana menjadi  menegangkan.

“Kamu harus segera menikah dengan cucu keluarga Wardhana, Bel," seketika mataku terbelalak, setengah tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Semoga aku salah dengar. Aku belum ingin menikah!

“Maafkan Mama dan Papa, ya. Kami terpaksa menerima perjodohan ini, semua demi masa depanmu, Sayang.”

Apa? Masa depan? Yang ada masa depanku akan hancur karena perjodohan ini.Umurku baru 19 tahun, dan baru saja satu lulus SMA satu bulan yang lalu. Dan sekarang mereka akan menikahkanku dengan orang yang tidak kutahu sama sekali.

Aku ini Bella, gadis yang belum pernah merasakan romansa. Gadis biasa yang tidak berani pacaran karena dilarang orang tua. Kukira setelah lulus SMA aku bisa bebas dalam menjalin hubungan dengan siapapun, tapi kenyataannya malah harus terjebak dalam perjodohan yang tidak pernah kuharapkna ini.

Selama hidup bahkan aku belum pernah merasakan yang namanya pacaran dengan seorang pria. Berarti kalau aku menikah sekarang, masa mudaku, masa kuliahku, semua akan berakhir dengan hambar, seperti masa SMA kemarin. Kenapa nasibku malang sekali.

“Sayang, kamu mau kan?” Mama menggoyang bahuku karena tak segera mendapat sahutan dari tadi. 

Kalaupun aku bilang tidak mau, pernikahan itu juga tetap akan berlangsung. Jadi percuma aku mengutarakan jawabanku.

“Bella! Kamu denger kan?”

“Iya denger.”

“Terus kamu mau kan?”

“Memangnya aku masih punya kesempatan untuk menolak?” mereka terdiam, hanya tersenyum kaku sembari menunjukkan deretan gigi putihnya.

“Maaf Sayang, kamu nggak bisa nolak,” jawab Mama dengan berat hati.

 “Seminggu lagi pernikahan kalian akan berlangsung.”

“Kamu tenang saja, pernikahannya berlangsung dengan sederhana, hanya dihadiri keluarga terdekat. Nanti kalau kamu dan dia sudah sama-sama lulus kuliah, baru kita adakan resepsi.

“Dia?” ucapku tanpa sadar.

“Iya calon suamimu. Mama punya fotonya loh, kamu mau lihat?”

“Ganteng tau Bel, katanya dia artis apa gitu. Banyak banget fansnya. Kamu beruntung bisa dapatin dia, udah ganteng, kaya, terkenal pula,” tanpa henti Mama terus memujinya. Aku yang anaknya saja tidak pernah dipuji seperti itu.

“Kalau benar dia ganteng, tajir sama terkenal terus kenapa mau dijodohin? Kan aneh, mencurigakan banget. Paling juga fotonya palsu. Mana ada artis yang mau dijodohin sama orang biasa kayak aku,” dengan sewot kutimpali pujian Mama pada pria yang katanya ganteng itu.

“Heleh kamu ini, awas saja kalau langsung jatuh hanti nanti pas lihat fotonya.”

“Nih, lihat sendiri! Ganteng atau ganteng banget kira-kira?” disodorkannya ponsel miliknya dengan wajah bangga. Jujur ada rasa penasaran yang amat besar dalam diri, walaupun ini perjodohan paksa, aku juga ingin mendapatkan orang yang terbaik. Tidak ada salahnya kan kalau berharap.

“Ini beneran Ma?” teriakku kencang saking terkejutnya melihat gambar diponsel Mama.

“Gavin! Ini kan Gavin mah!” kupukul-pukul bahu Mama, saking tidak percayanya aku dengan apa yang baru saja kulihat. 

Masak iya aku dijodohkan dengan Gavin Wardhana?

Ah, sebentar. Tadi Mama kalau tidak salah menyebut cucu keluarga Wardhana. Berarti benar, ini tidak bohong, aku dijodohkan dengan Gavin Wardhana. Uwah, beruntung sekali kamu Bella.

“Girang banget Neng?” Mama mencibirku.

“Katanya tadi nggak percaya. Kok sekarang malah semangat banget? Jadi artinya kamu tidak terpaksa dong menjalani perjodohan ini?” goda Mama, senang melihat wajahku yang memerah seperti kepiting rebus karena terlalu malu.

“Mama!” protesku manja.

“Sekarang tugasmu hanya mempersiapkan diri saja, untuk urusan lain-lain biar Mama dan keluarga Wardhana yang turun tangan.”

“Selamat Sayang, sebentar lagi anak kesayangan Mama ini akan bersuami,” dengan wajah sendu Mama memelukku. Tak mau ketinggalan Papa ikut menyusul. Kami bertiga berpelukan dalam diam.

Kenapa aku bisa menerima perjodohan ini? 

Jawabannya jelas karena Gavin Wardhana, gadis mana yang akan menolak seorang Gavin Wardhana. Selain statusnya sebagai calon penerus bisnis Wardhana Company, ketampanan Gavin juga tidak bisa dengan mudah ditolak. Selain itu, dia juga sangat terkenal di dunia maya, salah satu selebgram yang paling digandrungi kaum hawa. Jujur aku telah jatuh hati sejak mamah memberikan selembar fotonya padaku. Yah, aku salah satu dari ratusan ribu gadis yang menjadi penggemarnya.

Kalau ada yang tanya, bagaimana perasaanku saat ini. Dengan lantang akan kujawab kalau aku sangat bahagia. Membayangkan nantinya aku akan jadi wanita satu-satunya yang akan bersanding dengan Gavin dipelaminan, membuat bibir ini tak berhenti tersenyum. 

Sekarang aku sedang berada dikamar, memandangi foto Gavin di instagramnya. Rasanya seperti mimpi dijodohkan dengan selebgram yang sekarang berkecimpung di dunia modeling dan menjadi bintang iklan beberapa produk terkenal. Dan pastinya aku termasuk salah satu penggemar berat pria itu. Bukan hanya karena ketampanan saja, tapi juga karena kepribadiannya yang baik. Dalam video yang sering ia bagikan di kanal youtubenya aku bisa tahu bagaimana ramahnya dan bagaimana baiknya seorang Gavin Wardhana ini. Dia terlihat ramah saat bertemu fans, dia juga rajin membantu orang-orang kesusahan, pokoknya idaman banget. 

“Ah, menikah dengan Gavin!” seperti orang gila, aku berteriak di dalam kamar dengan sangat keras. 

“Kenapa hari Sabtu lama banget, aku pengen cepet-cepet ketemu sama dia.”

Ya, pernikahanku akan diadakan hari sabtu besok, tepat 2 hari sebelum aku masuk kuliah. Jadi nanti pas masuk kuliah aku sudah menyandang status sebagai Nyonya Gavin Wardhana.

“Saya terima nikah dan kawinnya Putri Isabella binti Bapak Tito Sunardi dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”

Gavin yang duduk disampingku menjawab dengan lancar ijab yang diucapkan Papa. Aku ikut berdebar dalam diam mendengar momen sakral tersebut. Walau ini pernikahan dadakan tapi tak mengurangi seuasana khidmat saat akad barang sedikit. Aku tetap merasakan bagaimana tegangnya menunggu calon suami menghalalkanku.

“Bagaimana saksi? Sah?”

“Sah,” jawab para saksi serentak.

“Alhamdulillah,” gumamku.

Aku langsung mengulurkan tangan pada orang yang sudah menyandang status sebagai suamiku. Tak lupa kukecup punggung tangannya. Wangi, tangan Gavin sangat wangi. 

“Sadar Bella!” makiku pada sisi abnormalku.

“Selamat ya, Sayang,” dengan senyum mengembang, wanita paruh baya yang sangat mirip denganku itu menarik tubuh mungil ini ke dalam pelukannya.

 “Mama nggak nyangka, gadis kecil kesayangan Mama ini sekarang sudah menikah”

“Makasih ya, Ma.”

“Iya Sayang, Mama senang kamu menerima perjodohan ini dengan bahagia seperti ini. Mama takut kamu akan terpaksa menerimanya dan bersedih saat pernikahan berlangsung. Ternyata kekhawatiran itu tidak terjadi, Mama jadi lega sekarang,” ucap Mama  terlihat jelas kelegaan serta kebahagiaan di wajahnya.

“Sana kamu dampingi Gavin, biar dikenalkan sama keluarganya. Nanti kalau sudah selesai, bawa dia kesini. Mama akan memperkenalkannya pada keluarga kita.”

“Oke, Mah.”

 Pernikahan ini memang berlangsung dengan sederhana, sesuai kesepakatan keluarga Gavin dan orangtuaku. Kami hanya mengundang keluarga terdekat saja, tidak banyak.

Aku mendekati pria yang sudah berstatus sebagai suamiku, jujur jantung ini mulai melonjak-lonjak sekarang. Dalam mimpipun tak pernah terbayangkan bisa sedekat ini dengan seorang Gavin. Apalagi mimpi jadi istri Gavin.

Aku adalah definisi fansgirl yang paling beruntung di dunia ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status