Sambil menundukkan kepala, Radit lalu berkata, “Maafkan aku.“
Dany tersenyum dan berbisik ditelinga Radit, ”Apa menurutmu Nenek tidak bisa membedakan tah asli dan palsu? Aku adalah cucunya dan kamu hanyalah cucu menantu yang tidak berguna. Bahkan jika teh itu palsu, dia akan tetap membelaku sebagai cucunya.”
Nada suara Dani yang bangga itu terdengar kasar bagi Radit. Tapi, nenek memang benar menolak untuk melihat kenyataan. Nenek memilih untuk menutupi kebenaran bahwa teh itu asli.
Radit tidak dapat berbuat apa- apa.
Kejadian teh ini tidak hanya membuat status Radit di Keluarga Tan semakin rendah. Dia sudah dianggap sampah bagi Keluarga Tan dan semua orang sebelumnya. Hanya saja bagi Melly, kejadian ini sulit diterima karena Radit mempermalukannya.
Ketika Melly sudah tenang, dia menemukan inti masalahnya keaslian teh itu tidaklah penting sama sekali.
Yang penting adalah Nenek tidak dapat membela Radit, meskipun dia mungkin benar soal tehnya.
Nenek tetap akan melindungi Dani.
Ketika waktunya makan siang, Melly menghampiri Radit dan berkata, “Aku berhutang tamparan kepadamu. Kamu bisa mengambilnya kapan pun kamu mau.”
“Membayar aku untuk sebuah tamparan?” Radit tersenyum pahit.
“ Aku hanya tidak ingin ada hutang di antara kita. Kau tahu, kita ditakdirkan untuk bercerai. Ini hanya menunggu waktu saja,” ujar Melly.
Radit melihat punggung Melly saat dia berjalan menuju restoran. Dirinya tidak tahu dari mana dia berani mengatakannya, “Apa kamu ingin aku berubah? Di dunia ini, hanya kamu lah yang bisa membuatku berubah.“
Melly menoleh dan tersenyum sedih, “Jangan lupakan statusmu. Dalam Keluarga Tan, kamu tidak akan pernah dipandang. Terlebih lagi, kamu itu tidak punya apa-apa.”
Saat makan siang, restoran itu penuh dengan keluarga Tan. Radit sebagai menantu ditempatkan di meja paling kecil dan paling jauh dari Nenek.
Orang-orang yang berada di meja yang sama dengan Radit semuanya hanyalah para pelayan dan pembantu di keluarga Tan.
Saat semua sedang menikmati hidangan, seseorang berlari ke restoran menghampiri Nenek keluarga Tan dengan panik.
"Nenek, seseorang mengirimkan hadiah untukmu," ujar orang tersebut sambil mengatur nafas.
Nenek tidak pernah mengundang tamu dari luar pada hari ulang tahunnya dan kebiasaan ini sudah terjadi selama bertahun-tahun. Terlebih lagi, Keluarga Tan hanyalah keluarga kelas dua di Jakarta Selatan. Tidak seorang pun yang mau menyenangkan keluarga Tan.
"Siapa dia?" Nenek bertanya dengan penasaran.
“Aku tidak tahu apa-apa tentang Keluarga Asra. Aku juga belum pernah bertemu dengan keluarga ini sebelumnya,” kata pria itu.
"Keluarga Asra? Satu-satunya orang degan nama belakang Asra adalah Reza Asra," kata Nenek sambil berpikir.
Orang-orang mulai sibuk berbicara satu sama lain, kecuali Melly. Dia justru melirik suaminya karena mengingat nama belakang suaminya.
Yang lain? Tidak ada satu pun dari mereka yang mau repot-repot mengaitkan nama belakang Asra dengan Radit sama sekali.
“SISIR EMAS MALADEWA!“
“JEPIT RAMBUT EMAS MALADEWA!”
“KALUNG EMAS DENGAN BATU GIOK!”
“GELANG EMAS NAGA!”
“SATU SET ALAT MAKAN YANG TERBUAT DARI EMAS!“
Mendengar daftar hadiah tersebut, semua anggota Keluarga Tan saling memandang.
Bagaimana bisa barang-barang itu menjadi hadiah ullang tahun untuk Nenek? Sepertinya, hadiah tersebut lebih pantas untuk mas kawin sebuah pernikahan.
“UANG TUNAI SEJUMLAH 1 MILIAR RUPIAH!“
Semua orang kembali tercengang.
Ketika lembar uang seratus ribu rupiah merah terang ditempatkan dan disusun di depan mata mereka, seluruh restoran seketika hening.
Hanya terdengar beberapa suara nafas menderu kencang.
Bagi keluarga kelas dua, hadiah 1 miliyar merupakan angka yang menakjubkan.
Nenek kemudian bangkit dari tempat duduknya dengan tongkat. Dia berjalan terhuyung-huyung ke arah pembawa hadiah karena kaget. Dia yakin ini adalah mas kawin dan bukan kado ulang tahunnya.
Kemudian, wanita tua itu bertanya dengan penuh semangat, “Maaf kalau boleh tahu kepada siapa kado itu ditujukan? Gadis mana di Keluarga Tan yang ingin Anda pinang untuk dijadikan istri?“
Hal ini membuat beberapa wanita muda yang belum menikah tampak sangat gembira. Meski tidak tahu siapa yang melamar, tapi pria ini pasti berasal dari keluarga kaya raya. Mereka mulai memikirkan hal-hal yang indah. Wajah Melly seketika pucat karena dia adalah satu-satunya wanita di keluarga Tan yang sudah menikah. Dirinya sudah tidak punya kesempatan lagi. “Saya hanya diminta untuk mengantarkan hadiah-hadiah ini. Hanya itu saja.” Pembawa hadiah itu datang dan pergi dengan cepat, tanpa meninggalkan informasi apapun. Semua orang melihat kearah tumpukan hadiah itu dengan tatapan penuh harap, terutama kalung emas giok dan uang tunai 1 milyar rupiah. Jika putrinya yang dihargai dengan uang sebanyak itu, bukankah ibaratnya mereka akan terbang hinggap kecabang dan menjadi keluarga kelas atas? Keluarga Tan akan terangkat derajatnya! “Sudah pasti hadiah-hadiah ini untukku. Aku kan wanita tercantik di keluarga ini,”
Keluarga Tan berkecimpung dalam bisnis bahan bangunan dan sudah menjadi hal biasa untuk pulang-pergi ke lokasi konstruksi. Alasan mengapa semua tugas ini menjadi tanggung jawab Melly memang karena keluarga mereka memiliki status terendah di Keluarga Tan. Dirga tidak bisa menyembunyikan pesaaan sakit hatinya . Dia tahu hal itu karena dia yang paling tidak berguna. Itu sebabnya Radit diserahkan kepada mereka. Tapi, Dirga tidak peduli dengan perceraian. Ibunya lebih suka membiarkan Melly dan Radit menjadi orang yang tidak berguna selama sisa hidupnya dibandingkan menanggung malu karena sumpah yang dilanggar. Pernikahan itu saja sudah menjadi bahan candaan di tahun itu. Tiga tahun kemudian, kejadian ini sudah berangsur-angsur mulai dilupakan. Jika perceraian terjadi, tentunya akan dijadikan bahan candaan setelah kejadian teh ini. Bagaimana mungkin hal itu akan dibiarkan terjadi? Radit yang sudah berjalan ke pintu, mendengar teriakan dari r
**Keesokan harinya di sebuah Kamar Hotel Batavia** Di seberang Radit, duduk seorang wanita dengan make-up sempurna, menggunakan perhiasan berlian, dan menunjukkan keanggunan wanita dalam setiap pergerakannya. "Radit, Ibu senang kamu bersedia datang," kata wanita bernama Diana, Ibu Radit. Sudah hampir empat tahun tidak bertemu ibu kandungnya, Radit tidak memiliki perasaan apa pun di hatinya. Dia bahkan tidak mau langsung menatap mata sang Ibu. “Siapa yang mengira kalau putra bungsu keluarga Asra yang terabaikan suatu hari nanti akan berguna? Ibu tidak mengharapkannya, mungkin juga aku,” Radit mengangkat sudut mulutnya dengan senyum tipis. “Radit, Ibu tahu apa yang terjadi tiga tahun lalu sangat tidak adil bagimu. Namun, nenekmu sudah memutuskan hal ini. Ibu tidak bisa berbuat apa untuk mencegahnya,” Diana berkata dengan suara bergetar. Radit menggelengkan kepalanya dan berkata, “TIGA TAHUN? Jadi, di mata ibu ketidakadilan yang ak
Sayangnya, keberuntungan mereka tidak memihak pada mereka karena ketika keluarga Tan datang untuk menawarkan kerja sama, mereka langsung ditolak. Bahkan RM Property menolak siapapun yang berminat bekerja sama dengan mereka. Pada hari ini, seluruh anggota keluarga Tan datang dan mengadakan rapat internal di perusahaan. Duduk di Dewan Direksi, Nenek dari Keluarga Tan memandang semua anggota keluarganya dengan tajam dan berkata, "Kali ini, kita punya banyak saingan. Namun, kalian harus sadar satu hal. Jika kita bekerja sama dengan RM Property, kita akan mendapatkan banyak manfaat. Mungkin kita bahkan dapat menjadikan keluarga Tan menjadi keluarga kelas satu di JakSel. Jadi, kita tidak boleh melewatkan kesempatan ini.” “Ibu, kita semua sudah mencobanya. Kita bahkan belum pernah melihat pemilik dari RM Property.” "Ya, saya juga tidak tahu siapa mereka sebenarnya.” “Tampaknya, Keluarga Asra yang memberikan kita mas kawin bukanlah Keluarga Asr
Mata Dani berbinar. Dia akan menggunakan kesempatan ini nantinya untuk menendang Melly dan keluarganya dari daftar pewaris Keluarga Tan. Meskipun keluarga Melly dianggap rendah, mereka masih bagian dari keluarga Tan. Jika nanti Nenek meninggal, keluarganya pasti masih mendapatkan warisan dari keluarga besar. Namun, hanya ada bebearapa orang yang benar-benar bisa mencoret nama keluarga Melly dari daftar penerima warisan. Tentu saja, salah satunya adalah Nenek. “ Melly! Karena kamu sendiri yang mengatakannya, bagaimana kalau kamu nantinya tidak bisa melakukan tugas ini?” ujar Dani memancing jawaban yang dia inginkan dari sepupunya itu. Melly sebenarnya menyesal sudah mengatakannya. Namun, jika dia mengakuinya, Melly pasti akan menjadi bahan tertawaan kembali. “Kalau kamu bisa melakukannya, aku akan membawakan teh dan memanggilmu Kakak Melly. Tapi, kalau kamu tidak bisa melakukannya ... maka keluarlah dari keluarga besar Tan, bagaimana?" pa
“Melly, apakah kamu sudah gila? Pernahkah kamu berpikir bagaimana kita bisa bertahan hidup kalau sampai kita diusir dari keluarga Tan?” bentak Anggi,“Dani sengaja menjebakmu. Apa kamu tidak sadar, hah?” Melly menjawab dengan tak peduli dan lelah, "Dia tidak ingin kita mendapatkan harta keluarga Tan.” Ketika Anggi mendengar kata-kata yang dilotarkan Melly, wajahnya memerah karna marah. Wanita itu lalu berteriak, "Mengapa kamu setuju padahal mereka sudah mengupayakan segalanya? Bagaimana kamu yakin bisa melakukan tanggung jawab itu?” Suasana hati Melly sedang buruk. Dia hanya percaya perkataan Radit, tapi dia tidak yakin apakah yang dilakukannya benar atau salah. Meskipun status keluarga Dirga di perusahaan sangat rendah, tetapi mereka pasti akan mendapat warisan jika nenek meninggal. Namun, nanti bagaimana nasib keluarganya jika dicoret dari Keluarga Tan? Mereka tidak akan m
Anggi menggertakkan gigi dan melihat pergelangan tangannya menjadi merah . dia berkata dengan nada dingin, “ cepat atau lambat aku pasti akan mengusirmu dari rumah ini. Dasar sampah tidak berguna.”Saat makan malam, anggi tidak ikut makan. Dirga banyak bercerita mengenai RM Property. Dia khawatir jika saja melly gagal, maka dany dan anggota keluarga Tan lainnya pasti tidak akan tinggal diam. Jika mereka diusir dari keluarga Tan, maka tamat sudah nasib keluarga mereka.Setelah makan malam , radit mandi dan kembali kekamar. Dia menemukan melly duduk di tempat tidur dan menatap dirinya.Radit bergegas berbaring dilantai dan berkata “ bos- bos yang ada di RM Property dulu adalah teman sekolahku.”“ OH” MELLY MENJAWAB SINGKAT DAN TIDAK MELANJUTKAN PERTANYAANNYA.Kamar kembali sunyi. Keadaan yang sama sejak tiga tahun pernikahan mereka.Tapi entah kenapa hari ini perasaan melly sedikit bergejolak terutama saatb
“ bagaimana kalau nanti dia menyesal dan meminta maaf ke nenek.? Uajr seseorang dalam ruangan itu dengan cemas“ jangan khawatir , aku sudah mempunyai cara lain untuk membuatnya benar – benar diusir dari nenek. Dan jika itu terjadi kalian semua harus mendukung caraku ini nantinya.” Jawab Dany“ tentu saja kami semua akan memihakmu dari pada melly, jangan khawatir”Mlly tentu tidak akan membuat reputasi keluarga Tan jelek, kalau kita mengusirnya tidak akan ada yang menertawakan kita.“ YA, termasuk suaminya yang sampah itu. Beberapa kali aku dipermalukan ,bahkan aku tidak tahan melihatnya dan sekarang kita punya kesempatan untuk mengusirnya.”Di kantoe RM PropertySetelah memarkinkan mobil, radit menatap melly yang sedang gugup, ia pun tersenyum dan berkata “ jangan khawatir, aku sudah berbicara dengan teman sekelasku itu dan tentunya kamu bisa langsung tanda tangan.”Melly ti