Share

Bab 87

Bab 87

Amina mendengarkan obrolan tetangganya itu sepintas lalu. Dia tidak terlalu membawa informasi tersebut ke dalam hati karena pikirannya sedang fokus memikirkan Ayang.

"Bagaimana Bik, apa ada respon dari Ayang?" tanya Amina setengah berbisik.

Bik Susi masih menempelkan telinga kirinya ke pintu kamar Bapak.

Tangis Ayang sudah terhenti, dan dia mendengar percakapan anak itu dengan kakeknya.

"Kek, Ayang sakit perut. Ayang mau ke toilet."

"Tahan dulu, masih ada orang berdoa di luar."

Beberapa saat kemudian, terdengar suara ketukan yang tertata di pintu.

"Apa itu Bik?"

"Ayang bilang, kakeknya main hape."

Bik Susi berusaha berkomunikasi dengan Ayang. Suara ketukannya bersinergi dengan tahlil yang dilantunkan oleh para undangan.

Di dalam kamar kakeknya, Ayang mencari akal supaya bisa keluar tanpa menimbulkan keributan. Dia duduk di belakang pintu seraya memperhatikan kakekknya. Lelaki tua itu masih sibuk dengan ponselnya, sesekali dia tertawa mengikik.

Kemudian, prlia tua beberapa kali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status