POV JAKAPerkenalkan namaku Jaka Saputra, di usiaku yang masih 28 tahun, aku sudah menjadi seorang supervisor di sebuah perusahaan swasta di kotaku. Aku sudah menikah dan mempunyai istri cantik bernama Kinanti Ayudya, gadis yang tak sengaja ku jumpai di sebuah toko buku saat aku sedang membelikan buku untuk adikku.Aku mempunyai ibu dan adik yang aku sayangi. Mereka adalah keluargaku yang tersisa sejak ayahku meninggal dunia sejak ayahku meninggal. Sebelum meninggal ternyata ayahku sempat mengatakan rahasia yang membuatku tercengang.Seorang ayah yang kusegani dan kubanggakan ternyata pernah melakukan hal seperti itu. Akhirnya kuputuskan untuk diam tidak memberitahukan kepada siapapun. Juga dengan wasiat ayah yang mengatakan aku harus mencari keberadaan gadis itu tidak kuhiraukan lagi. Karena aku sudah menemukan tambatan hati yang sangat kucintai.Tapi di tengah kebahagiaan keluarga kecilku, kami belum dikaruniai seorang anak. Padahal usia pernikahan kami sudah 4 tahun. Itu pula yang
POV KINAN)"Assalamualaikum Mas Jaka, loh kok baca korannya terbalik?" salamku ketika melihat Mas Jaka yang ternyata masih duduk di teras seperti waktu kutinggal tadi. Tapi anehnya dia duduk terdiam seperti sedsng memikirkan sesuatu, dan ternyata koran yang dibaca suamiku pun dalam keadaan terbalik."Assalamualaikum Mas Jaka," ulangku sambil menepuk bahunya."Eh i..i..yya sayang, baru pulang ya?" jawab suamiku sambil terkejut. Dia terburu-buru melipat koran yang dibacanya.Aku mengerutkan kening sambil menatapnya curiga, kenapa dia terkejut seperti itu. Apa yang tengah dipikirkannya hingga membuat dia melamun. Ah tapi suamiku itu bukan tipikal orang yang suka menyembunyikan rahasia jadi nanti kalau dia siap dia pasti akan cerita kepadaku. Lebih baik aku diam saja tidak usah bertanya, takutnya nanti dia malah tersinggung kalau kitanya, batinku."Mas, Kinan masuk ke dalam dulu ya, sekalian mau masak. Takutnya kalau telat masaknya, ibu akan marah," ucapku akhirnya. Aku harus segera memas
Hari ini Kinan mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan tidak fokus. Dia terus memikirkan permintaan ibu mertuanya kepada suaminya. Untungnya hari ini tampaknya ibu mertuanya pun tidak berniat untuk mengganggunya. Dia hanya diam saja ketika bertemu dengan Kinan. Hari ini rupanya ibu mertuanya lebih banyak di dalam kamar.Akhirnya Kinan memutuskan untuk mengambil air wudhu dan melakukan shalat dhuha agar hatinya lebih tenang. Selesai shalat dhuha, dia melanjutkan dengan dzikir dan membaca shalawat nabi, agar hatinya lebih merasa tenang. Lalu dia pun berdoa untuk meminta pertolongan kepada Allah, agar rumah tangganya selalu dilimpahi perlindungan.***Malam harinya ketika Kinan dan suaminya selesai makan malam, suaminya langsung mengajak untuk masuk ke kamar. Mas Jaka memintanya untuk mendengarkannya berbicara terlebih dahulu sampai selesai."Dek, Mas sekarang akan jujur sama kami mengenai permintaan Ibu. Tapi Mas harap setelah ini kamu membantu Mas untuk mencari bagaimana solusinya. Ja
POV IBU MERTUAAkhirnya aku berhasil mengatakan apa yang menjadi permintaanku, aku yakin Jaka dan Kinan sekarang sedang ribut. Perlahan rencanaku untuk memisahkan mereka akan terwujud. Dan setelah mereka resmi berpisah, Jaka akan segera aku nikahkan dengan Saskia, anaknya Jeng Naya yang kaya raya itu, batinku sembari membayangkan rencana selanjutnya.Sebenarnya waktu Jaka mengenalkan Kinan sebagai calon menantuku waktu itu, aku sudah tidak setuju. Karena latar belakang Kinan sebagai yatim piatu dan dibesarkan di panti asuhan membuatku tidak menyukainya. Hanya saja waktu itu Jaka terus memohon kepadaku untuk menerima Kinan, wanita yang dicintainya itu sebagai menantuku. Bahkan Jaka sampai masum rumah sakit akibat mogok makan selama 3 hari. Akhirnya aku pun luluh melihat Jaka yang terus memohon kepadaku. Dan mereka akhirnya menikah.Saat Jaka akhirnya memboyong Kinan untuk tinggal di rumah kami setelah menikah pun masih ada gelenyar rasa tak suka dalam hatiku. Seharusnya Jaka bisa menda
"Bu, sebenarnya apa salahku kepada Ibu? Kenapa Ibu meminta Mas Jaka untuk melakukan hal tersebut?" tanyaku kepada ibu mertuaku.Sejujurnya aku mulai jengah kepada sikapnya yang seenaknya sendiri. Aku selalu diam karena aku mengjormatinya sebagai ibu dari suamiku. Bagaimanapun juga dia sudah ku anggap sebagai orang tuaku. Pengganti ibuku yang sudah terlebih dahulu pergi meninggalkanku. Karena itu aku tidak pernah merasa sakit hati ketika dia memarahiku. Tapi aku sungguh tidak habis pikir ketika dia meminta Mas Jaka menikah lagi dengan alsan agar bisa memberikan beliau cucu.Prinsipku adalah aku tidak mau dimadu, karena aku tahu betapa sulitnya untuk bersikap adil. Mempunyai satu istri saja belum tentu seoramg suami bisa bersikap adil apalagi mempunyai istri lebih dari satu. Aku tidak pernah melarang seorag suami untuk melakukan poligami tetapi bukan suamiku."Karena kamu mandul tidak bisa memberikanku cucu. Jaka anak lelakiku satu-satunya, sudah kewajibannya untuk berbakti kepadaku. Ka
Aku gegas mengambil air dingin di kulkas. Ternyata marah itu mengeluarkan banyak tenaga. Tidak permah aku segalak iti dalam menghadapi ibu mertua. Biasanya aku hanya diam ketika dia mengoceh. Tapi kali ini sudah keterlaluan, beliau sudah berani mengibarkan genderang perang kepadaku. Kita lihat saja aku akan berjuang untuk mempertahankan rumah tanggaku.Setelah minum air dingin, aku merasa sedikit tenang. Kulanjutkan lagi acara memasakku yang sempat tertunda barusan. Setelah masakan siap biasanya aku akan memanggil ibu mertuaku memberitahunya kalau masakan sudah siap. Tapi kali ini aku makan terlebih dahulu karena naga di dalam perutku sudah menggeram kelaparan.Kubiarkan saja ibu mertuaku makan sendirian toh kalau lapar dia akan makan sendiri. Setelah kenyang aku pun membereskan bekas piringku dan langsung mencucinya. Hari ini aku sengaja masak cukup banyak sehingga bisa untuk makan malam sekaligus. Aku sedang merasa tidakenak hati hari ini setelah bertengkar dengan ibu mertuaku.Aku
"Assalamualaikum Mas Jaka, apa kabar?" sapa wanita yang dari tadi berdiri di samping ibu mertuaku kepada Mas Jaka.Aku menatap wanita itu dengan garang, siapa dia sok akrab dengan suamiku. Belum tau kalau ada singa penunggu Mas Jaka disini, ucapku ketus tentunya hanya dalam hati saja."Kabarku baik, kami sendiri bagaimana? Jadi menikah dengan lelaki yang kau pilih hingga tega selingkuh dari aku?" ujar Mas Jaka seraya menatap wanita itu dengan penuh kebencian.Aku terbengong mendengar perkataan Mas Jaka, jadi ini mantan Mas Jaka yang pernah dia ceritakan hingga membuat dia begitu patah hati hingga gagal move on sebelum bertemu denganku. Kuakui sih wajahnya cantik dan mulus sekali hingga bisa dipastikan lalat akan tergelincir kalau hinggap di wajah dia, tapi sayang dandanannya menor sekali mirip tante-tante girang yang haus belaian. Dan pakaiannya itu loh astaga kurang bahan atau dia tidak mampu membeli yang lebih layak pakai hingga pahanya terekspos sempurna seperti itu. Aku bergidik n
Kulihat Mas Jaka sedang duduk di kasur sambil termangu ke arah jendela. Aku yakin dia begitu shock melihat mantannya itu. Entah shock karena cinta lama yang belum usai atau karena tidak suka melihatnya kembali. Aku tidak bisa menebaknya sama sekali kali ini. Hatiku gundah membayangkan Mas Jaka yang ternyata masih mencintai mantannya itu."Mas.." ku usap lembut bahunya untuk sekedar menyalurkan energi positif.Mas Jaka mendongakkan kepalanya dan Ya Allah ternyata dia sedang menangis. Gegas kupeluk suamiku, aku hanya bisa diam tanpa banyak bicara karena aku pun takut kalau aku salah bicara."Maafkan aku, Kinan," ucap Mas Jaka tiba-tiba."Kenapa harus minta maaf, Mas?" balasku pada Mas Jaka."Seharusnya aku tidak menangis seperti ini. Aku merasa bersalah kepadamu, aku merasa mengkhianati kamu sayang. Tapi setelah dia datang memori tentang pengkhianatannya dulu terulang lagi dalam ingatan," cerita Mas Jaka panjang kali lebar."Apa kamu masih mencintainya Mas?" tanyaku pada akhirnya seraya