Akibat Berzina Sebelum Menikah

Akibat Berzina Sebelum Menikah

Oleh:  Isna Arini  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
30 Peringkat
102Bab
145.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Saat menyerahkan kegadisan kepada kekasihku satu bulan sebelum pernikahan yang direncanakan dengan laki-laki pilihan orang tuaku, aku berpikir tidak akan pernah menyesalinya. Namun ternyata itu adalah awal semua penderitaanku

Lihat lebih banyak
Akibat Berzina Sebelum Menikah Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Fitriatul Qomariah
kak..mau cari yg kairo sama cean koq gk ada ya......
2023-09-11 11:10:53
0
user avatar
Vio Nala
udah gratis buka, eh tau taunya udah harus pke koin lagi. kacaw
2022-12-10 23:38:49
3
user avatar
birku mata
bagus dan ceritanya bagaikan hidup ketika dibaca
2022-10-26 04:38:52
2
user avatar
Widia Sari
masih setengah² bacanya...
2022-09-14 18:51:58
1
user avatar
Sih Wulandari
bagusss banget .. menginspirasi dan bs mjd pelajaran buat semua kehidupan rumah tangga... terima kasih penulis.. semoga karya2nya tetap keren...
2022-08-26 09:08:00
1
default avatar
amirind_ej
kerennnnnnnnnnnn
2022-08-15 21:07:23
1
user avatar
Zahra Salsabila
menarik bangettt,,, g mau ke tinggalan part nya makin sini makin seruuu thor
2022-07-23 18:30:01
2
user avatar
Eci Merici
mb kapan aplod lagi, saya bolak-balik nyari cerita ini
2022-07-14 23:17:14
4
user avatar
Ika Wahyu Swastika Sari
gimna nih thor kog mlh bersanmbung
2022-07-13 18:16:16
3
user avatar
Amanda Benaya
menarik thor..go..go..go
2022-07-12 23:51:03
3
user avatar
Ning Wahy
semoga keburukan alesha segera terbongkar
2022-07-11 20:13:09
2
default avatar
riahaeriah8
jangn bikin Amelia menderita terus thor
2022-07-11 15:18:05
1
default avatar
dewialfionita1212
kak tolonglah jangan siksa Amelia begitu, ada pakaian laki2 lain pula. aku takutnya Amelia hamil trus di fitnah kalo itu bukan anak damar, melainkan anak selingkuhnya. tolonglah kak otor, akhiri kebodohan Amelia.
2022-07-10 13:36:01
1
default avatar
riahaeriah8
kpn alesa apes nya yaaa......
2022-07-09 07:37:34
1
user avatar
Arvino Alfarezi
ceritanya lama2 kayak ikan terbang...Amelia bego...kapan kebongkar kebusukan alesha
2022-07-08 15:26:37
1
  • 1
  • 2
102 Bab

Menyerahkan Keperawanan

Zayden memacu tubuhnya yang berpeluh diatasku, wanita yang dicintainya. Nafas kami saling memburu bersautan mengejar kenikmatan. Kami melampiaskan hasrat masing-masing meskipun tanpa ikatan pernikahan. Aku, Amelia Larasati gadis yang sedang berada dibawah Zayden seharusnya sedang sibuk mempersiapkan pernikahanku dengan laki-laki pilihan orang tuaku. Namun yang aku lakukan sekarang malah menyerahkan kegadisanku dan bercinta dengan laki-laki yang berstatus sebagai pacarku saat ini. Semua aku lakukan karena rasa kesalku pada orang tuaku. Kami berdua memang sudah berpacaran sejak lama, namun ditentang oleh kedua orang tuaku. Sejak awal, kedua orangtuaku memang tidak mengijinkan aku berpacaran dengan siapapun. Kupikir karena apa, ternyata itu karena aku sudah di jodohkan dengan laki-laki pilihan mereka. Anak laki-laki dari sahabat papa, mereka bersahabat dari masih sama-sama tinggal di kampung hingga papa menjadi orang yang sukses seperti sekarang. Saat berpacaran dengan Zayden, aku ti
Baca selengkapnya

Pernikahan

Aku terdiam sejenak, menetralisir detak jantungku yang tiba-tiba berpacu tanpa bisa aku kendalikan. Jika mama mengetahui kelakuanku dengan Zayden lalu menikahkan kami, malah bagus kan?"Kakimu keseleo?" tanya mama lagi sambil berjalan ke arahku.Mulutku terkunci, aku hanya bisa menganggukkan kepalaku. Mama kira aku keseleo, padahal rasa sakit ini berasal dari bagian intimku, ternyata ada rasa nyeri juga setelah kami melakukannya. Tadi saat melakukannya berulang kali aku merasa baik-baik saja, mungkin otakku sedang di liputi nafsu saat itu. "Kok bisa keseleo sih, ngapain aja? Itu harus segera di obati. Bagian mana yang keseleo?" tanya mama lagi. "Nggak perlu lah ma, nanti juga sembuh. Nanti Amel pakai salep aja, pasti juga sembuh." "Ya sudah kalau begitu, sana cepat istirahat. Dan jangan lupa di obati itu kakinya yang keseleo," ucap mama lagi.Tanpa menunggu lama, aku langsung bergegas naik ke atas, masuk kamar dan segera mengunci pintunya. Sampai dalam kamar, aku segera merebahkan
Baca selengkapnya

Mereka Keluarga yang Hangat

"Apa kamu membenciku?" tanya Damar pelan. Sepertinya dia terkejut dengan reaksi dan teriakan dariku.Aku diam membisu, enggan sekali rasanya menjawab pertanyaannya. Aku lebih memilih untuk berdiri di samping tempat tidur, agak jauh darinya."Jika kamu tidak suka dengan pernikahan ini kenapa kamu menerimanya, jika kamu menolaknya aku juga tidak akan memaksa," ucapnya lagi."Kenapa bukan kamu yang menolaknya?" aku bertanya dengan sinis. Diakan laki-laki seharusnya lebih mudah baginya untuk menolak perjodohan. "Aku percaya dengan pilihan orang tuaku, aku juga percaya pada orang tuamu, dan aku merasa kamu wanita yang baik dari keluarga baik-baik. Tidak ada alasan bagiku untuk menolakmu."Ucapan pria dengan alis tebal barusan membuat rasa sakit menelusup dalam hatiku. Rasa sakit karena merasa bersalah, dia menganggapku wanita baik-baik, menganggap kedua orangtuaku berhasil mendidikku. Tapi nyatanya aku bukan wanita baik-baik lagi saat ini, setalah apa yang aku lakukan dengan kekasihku.
Baca selengkapnya

Hamil

Aku tersedak kaget mendengar pertanyaan yang tidak aku duga dihari pertama pernikahan kami. Mertuaku langsung menepuk punggungku pelan-pelan. "Maaf jika pertanyaan ibu mengganggu dan membuatmu terkejut," ucapnya sambil terus menepuk punggungku. "Dia baru lulus kuliah Bu, masa sudah suruh jadi ibu saja. Sabarlah sedikit," ucap Damar menyela perkataan ibunya."Betul juga, dia perlu banyak mengenalmu," ucap mertuaku yang ditujukan pada suamiku, Damar."Kamu harus banyak bersabar yaa nak, Damar ini anaknya agak kaku kalau dengan wanita. Dia terbiasa bergaul dengan ayam-ayam dan telur jadi tidak punya waktu dengan wanita. Beruntung papamu memberikan anak gadisnya padanya," Ucapan mertuaku itu sontak membuat orang-orang yang ada di meja kami tertawa berderai. Ekor mataku melirik ke arah sosok yang dibicarakan, dia hanya menyunggingkan senyum di sudut bibirnya.Orang tua Damar memang memiliki usaha peternakan ayam petelur yang dirintis oleh kakek damar. Kata papa, usahanya itulah yang me
Baca selengkapnya

Penolakan Zayden

"Aku hamil?" ucapku lagi diiringi derai tawa. "Bagaimana bisa aku hamil padahal baru menikah satu minggu, kalian ini mengada-ada saja!" Aku membantah ucapan mereka meskipun jantungku berdegup kencang. "Yaa kali aja mas Damar mencicipi dirimu terlebih dahulu," sahut Revina sambil tertawa. "Kamu tidak hamil dengan Zay kan?" sela Ziva menyelidiki. Aku langsung terbatuk-batuk karena tersedak minuman begitu mendengar pertanyaan dari Ziva. "Kamu beneran hamil sama dia, Amel!" teriak Ziva lagi. "Astaga Ziva ... Bagaimana mungkin itu terjadi, kamu tahu kan aku hanya bertemu dia saat di kampus. Dan orang tuaku juga tidak tahu hubungan kami, kapan kami bisa melakukan hal itu? kamu kalau ngomong suka asal!" ucapku dengan nada kesal. "Sudah-sudah, kalian ini mendebatkan apa sih? kalau Amel bilang tidak hamil ya tidak. Benar kata dia, mana mungkin dia hamil setelah satu minggu menikah. Lagian tidak mungkin juga mas Damar melakukan itu sebelum mereka menikah," Alesha menengahi perdebatan ka
Baca selengkapnya

Usaha Mengugurkan Kandungan

Kukendarai mobilku sambil terus memikirkan apa yang harus aku lakukan, aku tidak mungkin mempertahankan anak ini. Bagaimana dengan Damar dan keluarganya jika mereka tahu aku hamil dengan laki-laki lain, aku tidak bisa membohongi mereka. Namun aku juga takut untuk berkata jujur. Kuparkirkan mobil di pinggir jalan, tanganku lincah membuka telpon pintar milikku. Aku mau mencari cara bagaimana caranya mengugurkan kandungan. Beberapa artikel mengatakan wanita hamil tidak boleh makan nanas muda karena bisa menyebabkan keguguran, aku akan mencoba cara ini. Jari-jariku masih dengan lincah mencarinya cara lain, ada obat jamu pelancar haid dan dijual dengan bebas. Ada komentar yang mengatakan jika dia ingin membelinya karena sudah telat satu minggu. Aku juga akan mencoba cara ini. Aku mengirim pesan pada penjual itu dan memintanya untuk mengirim dengan metode pengiriman tercepat. Penjual itu merekomendasikan untuk mengirim memakai jasa ojek online. Akupun menyanggupinya, segera membayar dan
Baca selengkapnya

Maafkan Aku, Damar

Pintu kamar dibuka dari arah luar, segera aku masukkan kembali benda tajam itu ke dalam laci meja riasku. Pasti itu Damar sudah pulang kembali dari mencari air kelapa. Segera kuhapus air mataku, meskipun tidak yakin akan menghilang jejak tangisanku disana. Aku menatap sekilas ke arah pintu, namun kemudian menunduk tidak berani menatap kearah laki-laki yang sudah menjadi suamiku itu. "Ini minumlah ... Apa masih terasa sakit kepalanya?" tanyanya sambil menyodorkan gelas besar berisi air kelapa padaku. Aku menerimanya tanpa mengangkat kepalaku. Kugenggam gelas itu tanpa berniat untuk meminumnya."Hei, ada apa?" tanya Damar. Laki-laki itu memegang daguku yang terus saja menunduk dan mengangkat wajahku, membuatku terpaksa menatap kearahnya."Kamu menangis? apa masih sakit, ayo kita ke dokter saja!" ucapnya dengan nada panik. Kutatap laki-laki di hadapanku ini, rambut dan bajunya sedikit basah. Mungkin dia kehujanan tadi, dadaku semakin sesak melihat pemandangan di hadapanku. Rasa bers
Baca selengkapnya

Ketahuan?

Damar mengendarai mobil dengan tergesa-gesa, jalanan malam yang cukup sepi membuatnya bisa berkendara dengan kecepatan tinggi. Begitu merebahkan tubuhku di kursi samping kemudi dan memakaikan sabuk pengaman, dia langsung berlarian ke arah kemudi dan berkendara dengan cepat. Dia tidak memperdulikan rengekku yang memintanya untuk tidak membawaku ke dokter. Sesampainya di rumah sakit, pria yang hanya memakai celana sepanjang lutut dan kaos pendek itu segera mengendongku kembali dan membawaku ke ruangan Unit Gawang Darurat. Ah, bahkan dia tidak memperhatikan penampilannya sendiri karena menghawatirkan diriku. "Tunggulah di luar, biarkan aku bersama dokter yang memeriksaku. Ya?" pintaku memohon. Damar mengiyakan permintaanku, karena dokter juga menyuruhnya untuk menunggu di luar saja. Setelah Damar keluar, seorang dokter wanita memeriksaku. Aku bersyukur dalam hati karena diperiksa dokter wanita. Dokter dengan nametag Mira itu mulai memeriksaku, menanyakan keluhanku dan kemudian meraba
Baca selengkapnya

Penyesalan yang Terlambat

"Amel salah makan ma, entah apa yang di makan dengan teman-temannya. Semalam dia juga muntah-muntah, tapi sudah minum obat dan kedokteran juga," ucap Damar.Perkataan suamiku itu membuatku menarik nafas lega, dia bilang aku salah makan dan sudah kedokteran."Kamu makan apa sih, Amel? mau pergi bukannya jaga kesehatan malah yang enggak-enggak saja kamu ini," omel mama. "Maaf ma, mama tahu sendiri kan kalau udah kumpul sama teman-teman hebohnya seperti apa," sahutku. "Ya sudah lebih baik kamu minum obat anti mabuk ini, jika kamu tidur seperti malah nggak bakalan mabuk lagi." Mama berkata sambil menyodorkan obat mungil berwarna pink padaku. Tanpa membantahnya aku langsung menerimanya dan meminumnya, setelah itu menyandarkan punggungku dan menutup mataku. Aku berharap tidur sepanjang jalan sehingga aku tidak akan mual lagi. Sepanjang perjalanan aku memejamkan mata, bahkan saat istirahat di rest area pun aku tidak berminat untuk turun dan makan. Aku memilih untuk tetap tidur di dalam m
Baca selengkapnya

Kebahagiaan Semu

Acara ngunduh mantu di rumah mertuaku di gelar secara meriah, banyak kerabat dan tetangga yang datang juga. Ini lebih seperti pesta kedua di rumah mempelai pria. Semua orang datang memberikan doa restu pada pernikahan kami. Sejenak aku melupakan kepedihan dalam hatiku, menikmati kebahagiaan bersama orang-orang yang menerimaku dengan hangat.Usai acara, mama papa dan keluargaku menginap satu malam lagi di rumah ini. Mereka pulang esok harinya, meninggalkanku disini bersama Damar, suamiku. Mertuaku ingin kami tinggal dulu di sini selama satu bulan, awalnya Damar tidak setuju karena khawatir aku tidak mau. Namun aku mengiyakan, perasaanku jauh lebih tenang di tempat ini. Suasana desa yang sejuk dan asri membuat pikiranku jernih dan tubuhku tidak memperlihatkan tanda-tanda kehamilan seperti mual-mual misalnya. Hari-hari kulalui dengan mengikuti apa yang suamiku lakukan. Kadang kala aku mengikutinya ke kadang untuk memeriksa karyawannya yang mengurus peternakan milik keluarganya dengan j
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status