Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta

Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta

Oleh:  Rosalie_Ch  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat
114Bab
61.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Satu tahun hidup berumah tangga dengan Dimas, yang Nela dapat hanyalah sakit hati. Uang bulanan yang tak seberapa, membuat Nela harus ikut bekerja demi memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan rumah tangga. Ia bekerja tanpa sepengetahuan sang suami, mertua, serta adik iparnya. Nela hidup di lingkungan yang toxic, bertetanggan dengan mertua dan ipar yang selalu ikut campur urusan rumah tangganya dengan Dimas. Apakah Nela akan bertahan dengan lingkungan toxic itu?

Lihat lebih banyak
Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

default avatar
Natasha
Ceritanya bagus...️
2023-12-09 16:49:35
0
user avatar
Yuyun Widiyani
ceritanya menarik
2023-11-04 15:43:58
0
user avatar
Aini Ratih
ok makasih lima ya
2023-10-12 11:57:53
0
114 Bab

Bab 1 Uang Bulanan

"Nel, ini uang belanja bulan ini," kata Mas Dimas sambil menyodorkan sepuluh lembar uang merah."Mas, enggak ada nambah dikit apa," protesku."Kamu kalo jadi istri nggak boleh boros. Seharusnya kamu itu bersyukur aku masih mau ngasih uang bulanan gini," kata Mas Dimas dengan nada sedikit tinggi."Loh, ini kan aku masak buat kamu juga Mas. Ini belum sampai sebulan uangnya udah habis," sanggahku."Makanya, kamu harus hemat! Biasanya malah lebih kan. Kalo lebih ya ditabung! Kamu nggak usah banyak protes! Nggak bersyukur banget!" balas Mas Dimas dengan nada tinggi sambil berjalan keluar rumah hendak berangkat kerja.Boro-boro nabung, pengeluaran saja banyak. Bayar listrik, bayar air, beli beras, stok makanan di kulkas, dan lain-lain. Untung saja rumah ini dibangun di tanah ibu mertua, kalo nggak, harus bayar kontrakan lagi. Mas Dimas kerja di salah satu pabrik mebel di daerah sini, dan gajinya perbulan tujuh juta. Tapi dia hanya memberi uang bulanan satu juta per bulan kepadaku. Ditambah
Baca selengkapnya

Bab 2 Kelakuan Suami

"Loh, ibu ngapain di kamarku?" tanyaku kaget."Mau ambil uang anakku yang tadi dia kasih ke kamu," jawab ibu dengan nada agak gugup.Astaga! Gini amat punya mertua."Lah, itu kan uang Nela. Kalau ngambil tanpa izin itu namanya mencuri loh Bu. Mas Dimas kan ngasih juga untuk makan dan minum sehari-hari," tukasku tak terima.Wajah ibu merah merona dan jengkel. Sepertinya dia tidak terima aku bilang pencuri."Berani sekali, kamu bilang ibu curi uangmu! Itu uang Dimas anakku! Paling kamu pake buat keperluan kamu sendiri kan!?" kata ibu tanpa rasa bersalah."Gimana sih ibu ini, kan Mas Dimas udah ngasih aku, jadi itu uang aku dong. Ibu kan sudah dapat jatah bulanan dari Mas Dimas juga," kataku tak mau kalah. Enak saja dia mau mengambil uang bulanan itu. Bisa saja aku kasih, toh aku juga punya penghasilan. Tapi aku tidak mau dan tidak suka caranya seperti itu."Halah, tadi katanya nggak masak, mending uangnya buat ibu beliin makanan buat kalian aja," hardik ibu sambil berlalu pergi.Aku han
Baca selengkapnya

Bab 3 Mas Dimas Keceplosan

Dalam perjalanan pulang, aku masih tidak habis pikir tentang apa yang aku lihat tadi. Tega sekali Mas Dimas, bisa-bisanya main api di belakangku!Tidak hanya itu, dia juga tega memberi aku nafkah yang tak seberapa ini, sedangkan dengan selingkuhannya dia sangat royal. Dasar suami jahat!Aku tidak boleh kalah darinya. Oh, bukan! Bukan berarti aku harus selingkuh, tapi aku balas dengan kesuksesanku. 'Aku akan buat kamu menyesal, Mas!' Dia pikir aku istri bodoh yang nggak bisa sukses? Kita lihat saja!Aku langsung menghubungi Aina untuk mengambil ruko yang tadi dia tawarkan. Kata Aina, besok sudah bisa masuk karena tadi penghuni ruko itu sudah keluar lebih cepat. Baguslah. Aku akan menjalankan rencanaku!***DrittDrittDritt Gawaiku bunyi. Ternyata mas Dimas yang menelpon."Hallo mas, ada apa?" kataku lebih dulu."Hallo Nel, hari ini mas lembur, kemungkinan pulang larut atau bisa jadi gak pulang. kamu makan dan tidur sendiri aja ya," kata mas Dimas diujung sana.lembur? lembur yang
Baca selengkapnya

Bab 4 Pembohong

Sesampainya di ruko Aina, dan melihat- lihat ruko kosong itu, Aina masi harus ngecat ulang dan membersikan ruko itu dulu baru aku tempati katanya tadi."Makasih ya Na, udah mau bantu aku dan maksih banyak loh ruko nya, " Kata ku."Santai aja Nel, jugaan ruko ini kan kamu sewa di aku," kata nya sambil tertawa."Hahaha kaya dong kamu, ehh lupa kamu kan emang udah kaya," Kelakar ku."Hahaha apaan sih Nel, besok sepertinya kamu udah bisa masuk." Kata Aina."Kamu mau beli perlengkapan, buat toko kamu ini gak?" lanjut nya lagi."Duh, besok aja ya aku hari ini ada janji sama mbak Fika, biasalah cuan," Kata ku."Widihhh, mau kaya dong," tukas Alina terbahak.Sahabat ku ini, memang tahu kalo sudah berurusan sama mbak Fika, brarti itu tentang cuan dan bukan sedikit tentunya."Yaudah deh, aku pergi dulu ya," pamit ku pada Aina."Hati- hati Nel," Aku pun pergi dari toko Aina, dan lanjut ke butik Mbak Fika.******"Hayy Nel, lama ya nunggunya?" Tanya mbak Fika padaku. "Lumaya mbak," jawabku."So
Baca selengkapnya

Bab 5 Rahasia

"Kalau aku bilang aku kaya, mungkin semua harta benda ku jatuh ke tangan Mas Dimas dan ibu mertuaku. Mungkin juga aku tidak tahu sifat asli mereka," jelasku pada Aina.Aku dan Aina menyusun rencana sedemikian rupa hingga, tak sadar sudah sore. akhirnya aku pamit pulang walaupun sebenarnya malas sekali aku pulang.----------Dua bulan berlalu, usaha toko kue semakin berkembang. Sekarng, penghasilanku diluar dugaan, bukan hanya hasil kue saja, tapi juga hasil dari proyek rancang baju bersama rekan-rekan mbak Fika. Mas Dimas tetap sama seperti dulu, masi saja izin lembur dan selalu pulang pagi. "Mas, kok kamu sering lembur?" tanyaku waktu kami sarapan bersama. "Mau gimana lagi? ini tugas kantor," jawab mas Dimas."Ohiya dek, uang bulanan kamu mas potong ya, lima ratus ribu buat ibu. Soalnya ada hajatan nanti di rumah saudara ibu jadi, ibu butuh uang," lanjut mas Dimas."Loh, kok gitu mas? trus lima ratus ribu untuk sebulan gitu?" tanyaku tak percya."iya, kamu cukup- cukupkan saja ya,
Baca selengkapnya

Bab 6 Lanjut pertengkaran

"Heh! mbak cepat berikan uang itu, ibu lebih perlu dari pada mbak! kelihtan mbak ngak bersyukur dengan uang bulanan dari mas ku! makanya kerja bantu suami biar ngak jadi beban suami!" hardik Ririn tanpa sadar diri.Dasar tidak sadar diri, dia pikir dia kerja? harap suami serabutan aja bangga. Malas sekali aku berdebat dengan dua wanita ini. ________Petengkaran masi berlanjut."Emang kamu kerja? harap suami serabutan aja bangga!" Sindirku keras.wajah Ririn pias seketika."Jaga mulut kamu wanita mandul!! sudah mandul, miskin, berlagak sok kuasa uang anak ku dasar tidak tahu malu!!" bentak ibu."Ohh, jadi selama ini ibu pikir aku mandul hah? tanya sama anak ibu kenapa aku tidak hamil!!" balasku tak mau kalah.Segera ku ambil uang lima ratus ribu yang tadi mas Dimas berikan kepadaku, aku lempar uang itu ke hadapan ibu."Ambil tuh uang ngak seberapa, aku tidak butuh!" Hardik ku "Dasar, tidak tahu bersyukur kamu! udah miskin tidak bersyukur pula," kata ibu, lalu berlalu pergi dari hadap
Baca selengkapnya

Bab 7 Pov Dimas

Pov Dimas."Selamat ya, semoga langgeng, ini kadonya," ucapan selamat dari wanita yang berbaris bersama rombongan tamu yang lain. Suaranya tidak asing ditelinga ku. Sambil menyerahkan kado amplop coklat, ia membuka kerudung dan kacamata yang tadi digunakannya.Aku terkejut bukan main. Keringat bercucuran diwajahku."Ne.. Nela?" kata ku gugup.segera kutarik dia kebelakang menanyakan semuanya."Dari mana kamu tahu?" tanya ku lagi."kenapa mas Kaget?" jawabnya santai.tentu saja aku kaget, aku tidak pernah membetitahu dia soal ini, bagimana dia bisa tahu?Amplop yang tadi dibawa nya ternyata surat gugatan cerai. Aku tidak terima jika dia menceraikan ku. Ibu dan Nela terus bertengkar. Tidak puas - puasnya ibu menghina Nela. Tidak hanya itu, balasan Nela juga sunguh keterlaluan dia menghina ibuku. Nela pun pergi setelah diusir ibu. Setelah kepergian Nela aku mendengar suara ribut - ribut didepan, ternyata Nela dan Ririn sedang bertengkar hebat.aku melihat wajah Ririn dicakar Nela.Tak
Baca selengkapnya

Bab 8 Bertemu Teman Lama

Dengan dijemput Aina aku pun pergi dari Rumah itu. Aku melihat Mas Dimas melihat ku memasuki mobil dengan tatapan binggung."Sekarng kita mau kemana?" tanya Aina."Ke toko saja, aku tinggal di sana untuk sementara," jawab ku.Aina menganguk dan terus menyetir, membela jalan yang kini mendung menyekimuti kota. Aku hanya punya toko di ruko Aina, terpaksa aku harus tinggal disini sementara. Tidak apa, di ruko itu sudah ada tempat tidur karna, memang aku sengaja menyiapkan untuk karyawanku kalau mau istirahat. Tidak mungkin aku nginap di rumah Aina, apalagi dia sudah bersuami dan punya anak. aku takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. seperti di filem - filem ikan terbang. "Apakah kamu menyesal?" tanya Aina. "Tentu saja tidak, rasa benci sudah melebihi rasa cintaku untuk mas Dimas," Jelasku. "Aku ingin pulang, tapi aku malu dengan papa dan mama," lanjut ku lagi."Nel, dengar ya, buang rasa malumu itu orang tua mu berhak tahu atas semua ini, kamu Tidak boleh egois sama perasaanmu s
Baca selengkapnya

Bab 9 Perceraian

PERCERAIAN."Apa?! kurang ajar si Dimas, berani- berani nya dia selingkuh, dan menikah lagi belakang kamu," Marah papa yang tadi ikut mendengar ceritaku.Aku menceritakan semuanya selama hampir dua tahun aku hidup bersama suamiku itu."Aku sudah mencari tahu seluk beluk Farah, Istri siri mas Dimas, dan ternyata dia bekerja sebagai manager disalah satu perusahan cabang Kak Bima di Kota," jelasku.Kak Bima adalah kaka kandung ku, yang sekarng tinggal di Kalimantan. Kak Bima sedang membuka usaha baru disana, bersama istri mbak Mila, dan dua anak nya, Bella dan Nando. "Bima, sekarang juga pecat Manager kamu yang ada di perusahan cabang di kota, namanya Farah," kata papa yang sedang telpon dengan Kak Bima......"Panjang ceritanya, ini masalah adikmu, Nela." jawab papa......."Tidak ada tapi- tapian, papa tunggu kabar nya besok!" tukas papa dengan nada tinggi."Kurang ajar Dimas, emang dari dulu aku tidak menyukai dia!!" kata papa penuh emosi."Mama juga, apalagi ibu mertua mu itu Nel, mu
Baca selengkapnya

Bab 10 Pov Dimas

Pov Dimas "Kok bisa kamu dipecat?" Tanya ku pada Farah yang baru menjadi istriku."Ngak tau mas, tiba- tiba saja aku dipecat. Katanya CEO asli yang langsung menyuru memecatku, padahal aku tidak pernah berbuat salah terhadap CEO ku itu." Jawab Farah. "Siapa nama CEO kamu?" tanyaku penasaran. Apa salah Farah sehingga dia pecat istriku ini?"Pak Bima Ferdian Prasetya," Jawab istriku yang membuatku mematung.Bima Prasetya? namanya sama seperti nama kakaknya Nela, Nela Feradina Prasetya."kenapa wajahmu mas? kamu kenal?" Tanya Farah binggung. "Seperti nama Kakanya Nela," gumam kecilku yang didengar Farah."Hah?! kamu udah gila? Nela mantan istri miskin mu itu? masa punya kaka yang CEO sih? ngaco kamu, mungkin namanya sama," Tukas Farah sambil terkekeh.Dia segera membuka gawainya, dan menunjukan foto kepadaku. "Nih, lihat CEO ku pak Bima. Ini waktu dia ada tugas disini. Mana mungkin pak Bima yang ganteng punya saudari kek Nela dekil itu. Katanya Keluarga pak Bima ini orang terkaya di k
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status