Sepanjang pagi ini, aku baru melihat sebuah raut lain dari wajah tampan nan serius milik Alexey. Muka bangsawannya itu mengernyit terlihat sungkan dan agak dongkol. Ia bersedekap sembari menghela nafas malas.
"Tadaaa .... Bagaimana? Kau suka?" Stepan menyeringai, sedikit mengejek kalau menurutku.
Kami semua sudah ada di pelataran kastil. Ada sebuah benda berwarna hitam yang tidak terlalu aku mengerti. Apakah itu kereta kuda? Tapi dimana kudanya?
"Kakak Ipar ... apa kau sungguh-sungguh memberiku ini sebagai hadiah pernikahan?"
Untuk pertama kalinya aku mendengar ia memanggil sebutan keluarga pada Stepan. Bukan 'Your Grace' seperti biasanya.
"Haha! Tentu