Pagi ini sesuai dengan kesepakatanku bersama Anha semalam, begitu jam bertengger di angka setengah enam pagi, aku dan gadis itu bergerak dengan mobil jazzku menuju gudang lebih dulu. Niat hati dengan sengaja untuk menukar mobil mungil ini dengan Range Roverku yang gagah perkasa terlebih dulu.
Jarak rumah Anha tidak terlalu jauh, karena itulah kami tiba tidak lama kemudian dan mendapati dua pekerja lelaki yang tinggal di gudang baru selesai berolahraga. Keduanya menatap heran padaku dan Anha yang nongol di depan gerbang, padahal jam kerja masih sangat jauh untuk dimulai.
Salah satu dari keduanya segera membuka gerbang selebar mungkin, memberi jalan untukku membawa mobil mungil itu ke garasi gudang yang luasnya bisa diisi oleh tiga mobil berukuran besar. Baik aku dan Anha, turun setelah mesin mobil kumatikan, kami berdua tersenyum senang pagi ini karena membayangkan rencana yang berjalan dengan mulus nantinya.
“Bu?” Pria muda itu, lulusan salah satu ka