“Apa aku perlu menikahimu supaya kamu tidak datang ke kehidupan Mas Azam?”
“Omong kosong!”
“Asal kamu tahu, aku sangat mencintai Shafia, tetapi aku tidak akan pernah membiarkan seorang pun masuk dan merusak kebahagiannya. Aku senang melihat dia bahagia bersama Mas Azam.”
Aku menutup mulut mendengar percakapan mereka. Aku tidak menyangka jika Gus Anam masih memiliki perasaan itu padaku. Kupikir dia benar-benar sudah move on, tetapi ternyata aku salah. Aku harus segera kembali sebelum mereka melihatku. Aku mundur beberapa langkah dan kembali masuk ke kamar. Mereka tidak boleh melihatku.
Setelah mendengar langkah kaki melewati kamarku, aku keluar seolah tidak terjadi apa-apa. Dengan langkah santai aku menuju ke kamar mandi. Ternyata di sana masih ada Ustazah Layla.
“Ustazah sudah selesai?”
“Sudah, silakan!”
Kulihat matanya sedikit memerah meski dia sudah mencuci muka. Aku harus tenang supaya bisa menghadapi keadaan ini. Aku tidak boleh gegabah.
Kupikir setelah menikah dan memiliki an