Setelah bermalam di rumah sakit, akhirnya pagi ini aku diizinkan pulang. Alhamdulillah bayiku sehat, begitu juga denganku. Bertambahnya satu anggota keluarga di keluarga kami, membuat rumah menjadi ramai. Tangisan bayi selalu menggema setiap saat ketika buah hatiku menginginkan sesuatu.
“Dia belum bisa ngomong, Sayang,” ucap suamiku yang selalu membantuku mengurus bayi. “Dia cuma bisa nangis.”
“Aku takut, Mas.”
“Tenang, lama-lama kamu akan terbiasa. Aku akan selalu menjagamu, juga bayi kita.”
Terkadang aku takut ketika mendengar suara tangisan Meyda yang begitu kencang. Hatiku rasanya sakit melihat bayi kecil itu menangis hingga kulitnya memerah. Dia seperti sedang kesakitan dan aku tidak tahu bagaimana cara menenangkannya selain memberikan asi dan menimangnya. Beruntung pagi ini asiku sudah lancar.
Seperti saat ini misalnya. Baru saja aku selesai memberikan asi, Meyda tertidur pulas, tetapi saat aku meletakkannya di kasur, dia kembali bangun. Sepertinya dia tidak mau lepas denganku