Gila, kata itu yang muncul dalam benak Irwan. Tepat ditujukan untuk hubungannya dengan Sherin. Atau nafsu mereka yang gila. Seakan lupa daratan, ia terus menyetu_buhi Sherin. Tidak ada rasa bersalah apalagi keraguan.
Cinta, entahlah. Irwan sangat mencintai Luna. Ia merasa akhir-akhir ini komunikasi mereka buruk lalu salah paham dan sosok Sherin seakan membuatnya lupa bagaimana perjuangan mendapatkan Luna serta rasa cinta yang ada.
Yang jelas, saat ini Irwan merasakan surga yang berbeda. Desahan dari mulut Sherin membuatnya semakin bersemangat untuk terus mengayun tubuhnya. Tidak ingin penyatuan diri itu berlalu cepat, ia kembali mengkonsumsi obat kuat.
“Ir-wan ….”
Senyum Irwan merekah karena Sherin terlihat akan mendapatkan puncaknya yang kedua, sedangkan dia sepertinya masih jauh.
“Wan ….” Tubuh Sherin mengejang, tangannya mencengkram lengan Irwan. Bukannya berhenti, Irwan malah semakin mempercepat gerakannya membuat wanita itu semakin tersiksa dengan kenikmatan.
Desahan yang keluar