“Kenapa?” tanya Sherin melihat Ibu sudah dalam posisi duduk dan wajah Luna terlihat sedih.
“Temui dokter, ibu mau pulang,” ujar Ibu.
“bu, jangan gini. Ibu belum sehat, di sini dulu ya,” bujuk Luna sambil mengusap punggung tangan ibunya.
“Pulang saja, nanti ibu sembuh. Kasihan kamu sampai bolos kerja. Beni gimana, sama siapa dia kalau kamu di sini?” tanya Ibu menatap Sherin.
“Beni sekolah, aku kemari antar baju ibu. Bentar lagi pulang,” seru Sherin.
“Bu, dokter mau melakukan general check up. Ibu lagi gak sehat, di sini dulu ya,” bujuk Luna lagi. “Ibu mikirin aku ‘kan?” tanya Luna dengan suara bergetar dan kedua mata berkaca-kaca. “Karena masalah aku sama Mas Irwan. Aku nggak pa-pa, bu.”
Awalnya ibu memandang ke arah lain, akhirnya ia menoleh dan menatap Luna. Tangannya meraih wajah Luna mengusap air mata di pipi putrinya.
“Aku nggak pa-pa, ibu jangan sedih dan jangan merasa bersalah.”
“Ibu ingin melihat kalian bahagia,” seru Ibu. “Bukan seperti ini.”
Luna sudah menduga alasan ibunya k