"Selamat siang, Tuan dan Nyonya Hall," sapa Frank sopan. Kara yang berdiri di sampingnya tersenyum. Dia sedikit menganggukkan kepala.
Alih-alih membalas sambutan, dua tamu itu langsung masuk dan duduk di sofa. Sang pria tetap dengan raut tegasnya. Dia langsung mengepalkan tangan di atas lutut. Sementara itu, sang wanita tak bisa berhenti menyoroti Kara dari sudut matanya.
"Kurasa kita tidak perlu berpanjang lebar. Kau pasti sudah mengerti maksud kedatangan kami," ujar Vincent Hall dengan nada rendah.
Frank menarik napas berat. Sambil duduk dengan perlahan, ia bertanya, "Anda ingin minum apa? Kopi? Teh?"
"Tidak usah," sambar Sara ketus. "Kami hanya butuh penjelasan. Berani sekali kau memutuskan pertunangan dengan putri kami secara sepihak?"
Kara berkedip tegang. Namun, Frank tampak tak terusik sedikit pun. Dengan raut tenang, ia mengangguk-angguk pelan.
"Sebetulnya, saya sudah berencana untuk menemui kalian. Hanya saja