"Selamat ulang tahun, Bu." Frank mengusap pundak sang mertua.
Susan pun memeluk dan menepuk-nepuk punggung Frank. "Terima kasih, Menantuku."
Barbara diam-diam melirik sang ibu. Melanie baru saja memutar bola matanya. Jelas, ia cemburu.
“Acara ini membosankan,” gerutu Barbara tak jelas. Ia mulai mengeluarkan ponselnya di bawah meja.
Sementara itu, Frank mengerutkan lengkung bibir. Ia mendadak canggung, seperti akan meminang Kara untuk yang kedua kalinya. "Aku juga menyiapkan kado, tapi tolong Ibu jangan lihat dari harganya."
Susan menepuk-nepuk pipi Frank seolah ia masih kecil. "Kehadiranmu di tengah-tengah kami saja sudah cukup bagi Ibu. Kamu tidak perlu repot-repot menyiapkan hadiah juga."
"Tapi aku juga mau menunjukkan betapa pentingnya Ibu bagiku."
Frank mengisyaratkan Philip untuk membawakan hadiahnya. Sebuah kotak perhiasan berlapis beludru hitam langsung menarik perhatian Melanie dan Barbara.
"Ibu telah menghadirkan permata yang paling berharga ke dunia." Frank meliri