"Tidak. Justru kalau Bibi mempromosikannya, Bibi menunjukkan kalau gaun itu sudah bukan masalah lagi. Bibi malah bisa menjadikan kesalahan kemarin sebagai senjata."
Alis Barbara turun. "Senjata?"
Emily mengangguk cepat. "Ya, Bibi bisa bilang Bibi melakukan itu karena gaunnya terlalu indah."
"Kurasa itu bukan ide yang bagus," gumam Barbara pelan.
Emily mengangkat bahu. "Kalau begitu, terserah Bibi mau bilang apa. Yang penting, Bibi harus mempromosikannya."
Menyimak diskusi dua perempuan itu, Philip diam-diam tersenyum. Ia seperti melihat sesuatu yang sangat indah dalam diri Barbara.
Sore harinya, Louis masuk ke ruang kerja Emily sambil merentangkan tangan. "Woohoo! Waktunya pulang!"
Namun, melihat Emily dan Barbara sedang asyik melihat sesuatu di ponsel, ia terbelalak. "Apa yang sedang kalian lihat?"
“Ada kemajuan di akun Bibi, Louis.” Emily mengibaskan tangan. “Kemarilah! Kamu harus lihat. Follower Bibi bertambah lagi. Dan postingan baru Bibi mendapat banyak komentar positi