"Dulu, aku berpikir kalau kau adalah gadis paling menyebalkan sedunia. Kau apatis, tidak punya belas kasihan, ataupun rasa kemanusiaan. Kau tidak lebih dari gadis manja yang merepotkan."
Kerutan kecil muncul di alis Barbara. "Kau menganggapku separah itu? Bukankah terakhir kau bilang kalau kau mengira aku ini egois dan manja?"
"Tapi itu dulu," tegas Philip, lirih.
"Sekarang?"
Philip menaikkan sudut bibirnya yang lain. "Ternyata waktu itu, aku hanya belum mengenalmu. Karena itulah, aku meminta maaf. Maaf kalau aku baru menyadari kalau kau adalah gadis manis yang menyenangkan."
Pipi Barbara mulai bersemu. Degup jantungnya terasa begitu kencang sehingga ia terpaksa berdeham demi meredamnya.
"Aku tahu kau sedang berusaha menghibur. Tapi, mengulang pujian itu tidak berpengaruh bagiku."
Tiba-tiba, jemari Philip menyelinap ke sela-sela jemarinya. Barbara tidak bisa lagi bernapas. Sekujur tubuhnya membeku menerima kehangatan itu.
"Aku bukan memujimu, hanya menyampaikan pengakuan. Se