Barbara menghampiri dengan langkah tergesa-gesa. Matanya terbelalak dan mulutnya menganga.
"Mama, apa-apaan ini? Mama mau membunuh Philip? Lepaskan pisau itu!"
Mendapat perintah semacam itu, Melanie mendengus. Kemarahan dalam dadanya semakin meledak-ledak.
"Tidak!" Sambil mengernyit, ia kembali menghunuskan pisau. Barbara tidak bisa lagi tinggal diam.
"Mama, hentikan! Ini sudah kelewatan!" Barbara menarik lengan ibunya. Air matanya mulai menebal.
"Jangan ikut campur, Barbara. Kau hanya memperburuk suasana!"
"Ternyata semua itu benar? Mama sungguh seorang penjahat? Mama bahkan berani membunuh orang?"
Suara Barbara terdengar goyah. Wajahnya memelas. Melihat itu, Melanie berangsur-angsur melunak. Serangannya pun melemah.
"Mama bukan orang jahat, Barbara. Keadaanlah yang memaksa Mama berbuat nekat. Kalau tadi kalian tidak mendesak, Mama tidak akan bertindak sejauh ini."
"Kalau begitu, berhentilah. Belum terlambat untuk Mama berubah. Lepaskan pisau itu, hmm?"
Melanie terdiam