"Apakah Bibi tahu?" desah Emily sambil mendorong bobot dengan kaki-kakinya yang kecil. Setelah berhasil duduk di samping Barbara, ia berbisik, "ada cara untuk membuat Bibi merasa lebih baik."
Alis Barbara menadah harapan. "Apa?"
Setelah menyibak rambut dari pundaknya, Emily menempelkan pipi gembulnya ke lengan Barbara. Tangannya menepuk-nepuk perut dan punggung sang bibi.
"Louis selalu memelukku seperti ini setiap kali aku menangis. Terkadang, dia juga membelai rambutku dan mencium pipiku. Aku merasa jauh lebih baik setelah itu."
Sedetik kemudian, ia mendongak, memeriksa Barbara dari sudut atas matanya. "Apakah sekarang Bibi merasa lebih baik? Bibi sudah tidak terlalu sedih? Haruskah aku memeluk Bibi lebih kencang?"
Barbara tersenyum, penuh haru. "Aku salut kau sanggup melewati masa-masa sulit itu. Padahal kau masih kecil."
"Karena aku punya Louis, Mama, dan Nenek. Mereka selalu ada di sampingku. Aku jadi tidak merasa kesepian, meskipun aku merindukan Papa."
Setelah kembali me