Ketika karakter-karakter lain muncul, suasana hati Barbara bergejolak. Kehangatan perlahan melingkupi dirinya dan ia mulai tersenyum.
"Lihat, Bi. Bukankah karakterku sangat tampan?" Louis menunjuk gambaran dirinya.
"Louis curang, Bi. Dia membuat karaternya paling sempurna. Papa saja tidak dibuat sebagus itu."
"Aku membuat sesuai dengan keadaan aslinya. Aku memang lebih ganteng daripada Papa. Tapi lihat! Kamu juga cantik, Emily."
Mata gadis mungil itu menyipit. "Tapi kamu membuat pipiku terlalu besar. Sudah kubilang untuk dikecilkan. Belum kamu ubah juga?"
Louis tersenyum jail. "Pipimu memang tembam, Emily."
"Tapi tidak setembam ini!"
Menyimak celotehan dua balita itu, Barbara akhirnya meloloskan tawa. Kara yang mengawasi lewat teropong dari jendela kamarnya sontak mendekatkan ponsel ke bibirnya. "Halo, Frank? Barbara tampak senang. Aku yakin ini akan berhasil. Philip, bersiaplah!"
Mendengar suara dari speaker ponsel tuannya, Philip sontak menarik napas berat. Sebelah tanga