"Barbara, ayahmu menelepon. Dia bertanya kenapa nomormu tidak bisa dihubungi," tutur Philip dengan lengkung alis tinggi.
"Kamu sudah dapat sinyal?" tanya Frank dan Barbara kompak.
Philip mengangguk. "Ya. Ayo, cepat! Jangan sampai sinyalnya terputus."
Barbara mengelap tangannya sambil berjalan ke pintu. "Di mana ponselmu?" Ia melempar serbet ke meja.
"Aku masih menggantungnya di atas pohon."
Barbara mendesah tak percaya. "Kau mau aku memanjat pohon?"
"Mau bagaimana lagi? Cuma di situ ponselku dapat sinyal."
Gelak tawa si Kembar seketika mengudara. "Aku bisa membayangkan bagaimana repotnya Bibi memanjat pohon."
"Itu pasti lucu. Bagaimana kalau kita melihatnya sebentar?"
Mata Louis membulat. "Itu ide bagus! Mama, bolehkah kami berhenti sebentar?"
"Kami sudah selesai mencuci semua sayuran!" Emily meletakkan tomat terakhir di baskom, lalu mengangkat kedua tangannya.
Kara tersenyum. "Boleh, Sayang."
"Asyik! Terima kasih, Mama!"
Si Kembar merosot turun dari kursi yang merek