"Jadi, ini yang perlu kita bawa ke istal?" Frank menunjuk empat kardus berbeda ukuran. Dua besar, dua sedang.
"Ya," angguk Sophia sembari berkacak pinggang. "Aku membeli helm, riding vest, boots, dan sarung tangan. Kau bisa membawakan yang besar?"
Sophia mengambil dua dus teratas. Saat itulah, mata Frank tertuju pada permukaan dus yang basah.
"Tentu." Frank menukar posisi dus yang akan dibawanya. Senyum Sophia seketika lenyap.
"Bukankah dus tadi basah? Kenapa kamu menaruhnya di bawah? Nanti dia rusak."
"Aku tidak mau daguku ikut basah. Lagi pula, Bukankah nanti dus ini juga akan dibongkar?"
Sophia mengerjap. "Ya, memang." Ia terlihat seperti masih mencari alasan.
"Kalau begitu, ayo bergegas. Jangan sampai nenek melihat kita."
Tanpa menunggu jawaban, Frank memimpin jalan. Sophia mau tidak mau mengikuti langkahnya.
"Jadi, apa yang Nenek ceritakan kepadamu?" tanya Frank saat Sophia berhasil menyusul.
Sophia mengembuskan napas panjang. Ia sebetulnya sudah menyiapkan pengalihan fok