Frank dan Kara akhirnya mendaratkan lutut ke lantai. Masing-masing dari mereka memeluk satu balita.
Sementara pasangan itu menenangkan si Kembar, Philip melirik Abigail yang ikut memasang tampang muram.
"Abi, kalau kau tidak keberatan, bisa kau siapkan empat kamar untuk kami?"
Philip tahu rumah penginapan itu cukup untuk menampung mereka. Dan ia menduga si Kembar menjadi sensitif karena lelah.
"Baiklah."
Setelah memandang balita-balita itu sekali lagi, Abigail bergegas masuk. Saat itu pula, Diana merapatkan pintu kamarnya. Hatinya terasa aneh mendengar kepedihan si Kembar.
Namun, lagi-lagi, ia mengepalkan tangan kiri untuk menopang siku kanan. Sambil duduk di tepi kasur, ia mengusap leher seperti ada yang salah dengan kerongkongan.
"Aku tidak boleh terpengaruh," ucapnya gersang. Kemudian, ia terpejam dan terus mengulang mantra itu.
***
"Hei," Kara mengusap pundak Frank, lalu ikut duduk di tangga. Frank pun mendongak, menggosok-gosok punggung tangan istrinya.
"Anak-Anak