"Aduh!" erang Emily ketika dirinya terjatuh.
Bocah laki-laki di hadapannya spontan menurunkan kamera dari depan wajah. Ia ternyata sangat tampan dan menggemaskan.
"Maaf, aku tidak bermaksud mengagetimu. Aku lupa mematikan flash-nya."
Setelah membiarkan kamera bergantung di lehernya, ia mengulurkan tangan kepada Emily.
"Ayo, cepat berdiri! Nanti celanamu basah."
Emily malah menyimpan tangannya dan menggeleng. "Mama bilang, aku tidak boleh bicara dengan orang asing."
"Aku bukan orang asing. Aku Cayden Evans, calon temanmu. Dan aku anak baik, bukan orang jahat."
Alis Emily berkerut ragu. "Kalau kamu bukan orang jahat, kenapa kamu memotretku?"
"Karena kamu sangat cantik. Kamu dan mantel kuningmu terlihat kontras dengan Casper dan salju. Itu pemandangan yang sempurna."
"Casper?" Emily memiringkan kepala.
"Kuda putih itu. Dia memang unik. Dia suka bermain dengan salju dan pura-pura tidur."
"Jadi, dia tidak sakit?"
Bocah tampan itu tertawa kecil. "Tidak. Beberapa kuda memang