"Nisa, sudah waktunya kami kembali, Sayang. Rumah sana kosong terus. Mama sama papa mau bersih-bersih di sana," ucap mama Ayu saat aku tengah santai di kamar mereka.
Sementara papa sedang berduaan dengan cucunya sambil menonton televisi di kamar ini juga.
"Nanti kalau Bang Juna kerja, Nisa sama siapa, Ma? Kenapa enggak di sini aja, sih? Kan Nisa jadi enggak ada temen ngobrol." Aku jadi merasa kehilangan kalau mereka mau pulang.
"Kamu harus belajar dewasa, Nak! Kami tidak enak sama Juna karena kelamaan di sini. Humaira juga sudah bisa ditinggal-tinggal, kan. Kamu taruh aja dia di keranjang bayinya kalau mau ke kamar mandi."
Aku tahu apa maksud mama itu. Mereka ingin aku mandiri. Dan, menghargai mereka juga menghargai Juna sebagai kepala rumah tangga. Tak ingin juga ke depannya ada salah paham atau apa karena memang kalau sudah berkeluarga, harus pisah dengan mereka.
"Ya udah," balasku lagi.
Siang itu mereka berpamitan. Kebetulan memang sudah ada pembantu juga sekarang. Pembantu p