Bang Juna (Izinkan Aku Memilikimu)

Bang Juna (Izinkan Aku Memilikimu)

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Oleh:  Goresan Pena93On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
6 Peringkat. 6 Ulasan-ulasan
105Bab
20.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sebentar lagi akad akan dimulai, tapi calon suamiku mendadak menghilang. Sampai aku tak tenang dan akhirnya mencari keberadaan dia sendirian. Namun, setelah aku mendengar suara aneh di balik dinding dalam gedung ini, aku malah mendapati dia sedang bermesraan dengan .....

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Jangan, Mas! Nanti ketahuan sama calon istri kamu," lirih seorang wanita yang tak lain adalah sahabatku sendiri. Dia mendorong sedikit dada bidang lelaki yang harusnya kini duduk di depan penghulu bersamaku.

"Dia tidak akan tau. Sudahlah, ikuti saja apa yang kumau! Lagi pula, dia tidak akan ke sini. Bahkan, dia tidak akan berani membantah setiap ucapanku," balas seorang pria berjas hitam lengkap dengan bunga mawar di bagian sakunya.

Dadaku perih melihat dua orang yang tengah bersembunyi di balik dinding dalam gedung ini. Teganya mereka bermain api di belakangku, di saat akad sebentar lagi akan berlangsung. Air mata sudah menganak sungai, gaun pengantin menjuntai ingin segera kulepas dan pergi saja dari sini. Namun, sayangnya aku teringat dengan kedua orang tuaku yang sudah pasti panik di dalam sana karena aku tak kunjung kembali.

"Jadi, kamu akan tetap menikahi dia?" tanya April, gadis itu membelai wajah Mas Revan, lelaki yang tadi alasan ingin ke toilet. Tapi, kenyataannya malah menemui wanita itu.

Aku sekarang tidak akan pernah percaya lagi arti sebuah persahabatan. Kuhapus air mata yang menghiasi wajah ini, lalu berniat menghampiri mereka. Tak peduli pernikahan ini bakal kacau sekalipun.

"Aku akan menikahi dia. Tapi, aku akan tetap menikahimu, Sayang. Sebelum tujuanku terlaksana, aku masih akan menjadi lelaki baik-baik di mata Nisa," balas Mas Revan dengan yakinnya.

Aku tak tahan lagi melihat kemesraan mereka berdua. Gaun panjang yang membuatku kesusahan melangkah, hampir saja terjatuh, lantas kuangkat agar bisa jalan. Setelah sampai di dekat mereka, aku langsung melayangkan tanganku dan mengenai pipi lelaki itu. Satu t4mparan keras pun membuat kulit wajahnya memerah.

"Nisa! Apa-apaan kamu?" bentak lelaki itu. Matanya melotot ke arahku.

Aku hanya menyeringai puas karena sudah menamparnya. "Ternyata kalian seperti ini di belakangku?"

"Nisa, ini tidak seperti yang kamu kira," lanjut Mas Revan. Dan aku, sudah mu4k dengan ucapan-ucapan manis yang keluar dari mulut lelaki berkumis tipis itu.

"Iya, Nisa, ini tidak seperti yang kamu bayangkan. Aku dan Revan cuman ...."

Ingin sekali aku menampar wajah April juga. Namun, aku masih bisa menahannya karena berbelas kasih pada gadis yang sudah lama menjadi teman curhatku itu.

"Nisa, aku bisa jelaskan ini. Kita sebentar lagi akan menikah. Ayo, kita kembali!" Revan menarik tanganku. Tapi, aku langsung menghempaskannya.

"Jangan harap aku akan menikah denganmu!" balasku dengan lantang. Lalu memutar badan dan segera pergi meninggalkan dua orang yang membuat hatiku hancur di hari pernikahanku ini.

Aku berlari dengan air mata yang tak bisa berhenti mengalir. Sampai di belokan, malah terjatuh dan rasanya kakiku terkilir. Aku meringis karena kesakitan sambil memijat bagian yang sakit. Sudah berusaha berdiri, tetapi tetap saja kesusahan. Pada akhirnya, aku menyerah lalu menyandarkan badan pada dinding bercat putih ini.

"Kamu enggak apa-apa?" Sebuah pertanyaan datang dari sampingku duduk. "Loh, Nisa? Kamu ngapain di sini?"

Salah satu pintu kamar dalam gedung ini terbuka, muncul seorang lelaki dengan kedua alis terangkat menatapku. Karena mendengar suara teriakan Mas Revan, aku pun langsung meminta lelaki itu untuk membantuku berdiri.

"Bang, tolong aku, Bang! Bantu aku berdiri!" pintaku dengan kedua tangan memohon padanya.

"Ya udah aku bantu," balasnya lalu menarik kedua tanganku.

Namun, kedua mata lelaki itu malah makin melebar tatkala aku meminta masuk ke dalam kamar lelaki berseragam pilot itu dengan paksa. Dia seperti tak percaya saat aku langsung menutup pintu kamarnya dengan napas tersengal-sengal.

Kami sama-sama mendengar suara teriakan Mas Revan di luar memanggil namaku. Kuminta lelaki di hadapanku itu untuk menutup mulutnya. Setelah kurasa keadaan aman, aku pun baru menjelaskan apa yang sudah terjadi. Mulai dari melihat calon suami dan sahabatku berkhianat, lalu meminta pertolongan sembunyi di kamar lelaki ini.

"Ya udah, sekarang kamu duduk aja di sana! Aku periksa kaki kamu dulu," ucap lelaki yang merupakan tetanggaku itu.

Dia membantuku duduk di tepi r4njang. Lalu dia memeriksa kakiku yang sudah berada di atas tempat tidurnya. "Kaki kamu ...."

Belum sempat dia melanjutkan ucapannya, tiba-tiba pintu kamar didobrak dari luar. Ada banyak orang melihatku dan Bang Juna di atas r4njang yang sama. Padahal, keadaan tidak seperti yang mereka tuduhkan. Papa, mama, keluarga besar melihat ini semua. Dan sudah pasti, mereka pasti akan salah paham.

"Juna! Kamu apakan anakku?" teriak papa dan langsung melayangkan tinjunya pada wajah Bang Juned.

"Bukan, Pak!" Lelaki bertubuh tinggi tegap itu tidak melawan. Dia hanya mundur dan terus mencoba menghindar setiap pukulan tangan papa. Kedua tangannya mencoba menangkis tapi, tetap saja kena.

"Papa! Jangan! Bang Juned cuman nolongin Nisa," teriakku agar papa menghentikan amarahnya. Akan tetapi, semua itu tampak percuma saja. Papa terus terbak4r emosi dan menyerang Bang Juned.

"Halah! Aku liat sendiri kamu bersama laki-laki itu masuk ke kamar. Kalian ada apa-apa, kan? Sebelum aku menikahimu, kamu mau kasih dia jatah, kan?" tuding Mas Revan. Lelaki itu malah memperkeruh suasana di dalam kamar hotel ini.

Sontak mataku pun terbelalak. "Enggak, Pah, Mah. Mas Revan itu bohong! Dia sebenarnya yang main api di belakang Nisa. Dia yang sudah ...."

Papa menahan emosi sambil memegangi dadanya. Lalu mama memegangi papa yang hendak terjatuh. Sementara aku, tidak bisa apa-apa selain duduk saja menatap mereka semua karena kakiku tidak bisa digerakkan.

"Papa kecewa sama kamu, Nisa. Pernikahan kamu tinggal beberapa menit lagi. Tapi kamu malah ...." Papa terlihat sangat sedih. Bahkan kopiah hitam yang tadi menutupi kepalanya pun kini ia banting di depan kami semua.

Mama pun juga terlihat sedih. Sanak saudara terlihat membicarakanku. Mereka saling berbisik karena memergokiku dengan Bang Juna di kamar hotel. Kulihat Bang Juna sibuk mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

"Papa enggak mau tau, Nisa. Demi menutupi aib ini, kebih baik kamu nikahnya sama Juna saja! Jangan-jangan kamu juga sudah hamil!" Papa mengusap wajahnya yang basah oleh air mata.

Aku mendelik mendengar ucapan papa. "Pah! Nisa enggak pernah melakukan apa pun sama Bang Juned! Iya kan, Bang?" Aku beralih pada lelaki yang kini berada di sudut ruangan itu.

"Benar, Pak. Saya dan Nisa tidak ...."

"Sudah! Saya kecewa sama kamu, Juna! Saya kira kamu tetangga yang baik. Ternyata malah merusak anak gadis saya. Sudah! Nikahi Nisa sekarang!"

Kenapa malah jadi begini? Kutatap penuh kebencian pada Mas Revan. Kupastikan lelaki itu tidak akan pernah hidup tenang setelah ini. Dia sudah menghancurkan masa depanku!

***

Karena hanya beberapa orang yang melihat adegan di kamar tadi, akhirnya mempelai laki-laki digantikan oleh seorang pilot berpangkat bar 4. Akad pun dimulai dan aku menerima sejumlah uang yang tak seberapa nilainya dari mahar yang Mas Revan akan berikan tadinya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Annisa Humaira binti Dimas Irawan dengan mas kawin dua ratus ribu rupiah, dibayar tunai," ucap Bang Juned sambil meringis, menahan sakit wajahnya yang tampak membiru.

"Bagaimana para saksi, sah?" tanya penghulu.

"Sah."

"Sah."

"Alhamdulillah," ucap mereka serentak.

Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia, kini berubah menjadi hari sekaligus mimpi buruk bagiku. Dengan kakunya, aku menerima uluran tangan Bang Juna. Lalu menciumnya.

"Nisa, Papa sama mama sudah tidak mau tau lagi. Acara nikahan ini akan segera bubar. Ikut kamu sama suamimu itu! Jangan pernah pulang lagi ke rumah tanpa izin dari dia!" ucap papa dengan nada menyesakkan batin.

"Pah, tapi Nisa enggak seperti itu. Dengarkan penjelasan Nisa dulu," balasku saat papa dan mama hendak pergi.

"Sudahlah, Nisa! Ikuti apa kata papa kamu! Tinggallah bersama suami kamu, Nak! Biarkan papa istirahat dulu," imbuh mama sambil memegangi lengan papa.

Setelah mereka pergi, kini datang Mas Revan bersama April. Mereka tersenyum miring. "Maaf, Nisa, aku tidak bisa menikahi gadis yang sudah menyerahkan kesuciannya pada lelaki lain." Lalu mereka langsung pergi.

Ingin sekali kubungkam mulut mereka dengan heels yang kupakai. Namun, Bang Juned mencegah. Dia menahan langkahku. "Bang, biarkan aku memberi mereka pelajaran!"

"Sudahlah, Nisa! Sekarang kamu harus ikut aku!" balasnya dan seketika membuat mataku terbelalak.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Annisadiahazkadina
sangat suka sama cerita andai ada kelanjutan bab nya
2025-03-07 04:46:05
0
user avatar
Uli arta
Trimakasih author cerita nya keren.sering2 nulis di sini ya hehe.
2025-02-19 05:11:44
0
user avatar
Rahman Nita
ceritanya bagus thor, bikin senyum² terus hehe tp tuk setiap peran dikasih pov siapanya ya kak biar ga bingung bacanya ini dr siapa siapanya
2025-02-15 09:00:51
1
user avatar
Siti Badriyah
ceritanya bagus gak membosankanh
2025-01-30 12:24:55
0
user avatar
Goresan Pena93
terima kasih banyak yang sudah membaca
2025-01-22 09:25:17
3
user avatar
b3kic0t
ceritanya seru serasa kembali muda lagi hahaha
2025-01-11 17:24:36
0
105 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status