“Aku mau cari pekerjaan.”
Mendengar keluhan Jenya, Anne dan Nadine saling pandang, saling meminta pendapat.
“Dengan bayimu itu?” Nadine terlihat tidak yakin, tapi Jenya mengangguk pelan.
“Baiklah, meski nggak terlalu baik, tapi mungkin aku bisa bantu.”
"Ann, kamu serius?” Nadine menyanggah, “Kamu mau jadiin Jenya asisten ART?” bisiknya pada Anne.
Ini membuat Nadine penasaran, pasalnya selama ini mereka tidak pernah merekrut asisten ART tambahan karena merasa sanggup mengerjakan tugas rumah sendirian. Nadine ingin mengajukan pendapatnya saat temannya itu langsung mengambil keputusan, tetapi sebelum dia berbicara, Anne sudah lebih dulu mengangkat tangannya. “Aku bukan mengajaknya bekerja di rumah, tapi mungkin akan bisa kasih modal untuknya buka usaha, sekaligus mengontrak rumah.”
Anne lalu melihat Jenya. “Gimana, kamu mau kan?”
Jenya diam mempertimbangkannya. “Jadi kamu mau kasih aku uang?”
Mendengar bahasanya ada sedikit kejanggalan disana, seakan Jenya seperti sedang menanti uang
