BEBERAPA BULAN KEMUDIAN…
Jenya melahirkan seorang bayi perempuan dan akhirnya dia dibolehkan pulang dan dibebaskan dari hukumannya. Lagipula tidak mungkin terus dibiarkan dalam sel, karena Jenya harus menyusui bayinya serta banyak asupan makanan yang bernutrisi.
Tetapi, setelah keluar dari sana, Jenya bahkan kini tidak tahu akan pergi dan tinggal dimana. Satu kemungkinan, dia akan mencari pekerjaan agar bisa bertahan hidup.
Tak peduli dengan udara panas yang membakar kulitnya, dalam hiruk pikuk ini dia berusaha menembus jalanan macet bersama bayinya. Dan akhirnya dia melihat sebuah halte bus, dan memutuskan untuk istirahat.
Jenya meringkuk di kursi karena kelelahan, tangannya yang kini telah kurus itu mengapit bayinya sambil mengelap keringat yang bercucuran di dahi, lalu menghela nafasnya.
Meski dalam keadaan haus dan lapar, Jenya tetap menyusui bayinya. Ingat dengan sesuatu, Jenya mengeluarkan ponselnya dari tas bahu. Menyalakannya perlahan dan membuka media sosial untuk mencari