Lututnya lemas. Matanya memanas. Siap menumpahkan air mata. Nana tersungkur. Menahan isak tangis yang hendak keluar. Ditatapnya foto pernikahan suami dan adik tirinya. Di foto itu pasangan pengantin tersenyum sumringah. Papa tirinya duduk disamping Roni. Menunjukkan senyum lima jari dan wajah bangga. Sedangkan ibunya duduk disamping Arni. Menatap datar ke arah kamera.
“Ya Allah. Rasanya sesak sekali.” Nana tergugu. Tidak bisa menahan isak tangisnya.
Air matanya sudah habis untuk penghianatan Roni. Namun melihat ibu kandungnya ada di foto ini membuat Nana merasa dihianati untuk yang kedua kalinya. Nana kira selama ini ibunya selalu ada di pihaknya, tapi justru ada di pihak Arni.
Ia menghela nafas berulang kali. Berusaha menenangkan diri. Menyibak rambut panjangnya yang menutup telinga. Setelah tenang, Nana mengambil foto lain lalu memasukannya dalam tas. Tidak hanya foto pernikahan, mereka juga melakukan foto pre wedding. Bagus sekali. Ini semua bisa jadi bukti untuknya.
Selain foto, a