“Maaaaa,” teriak Arumi dari dalam kamarnya.
“Iyaaaa, kenapa?” Mama yang kebetulan baru keluar dari kamar hendak pergi ke dapur untuk memasak makan malam usai mengganti pakaian dengan pakaian rumahan segera saja menghampiri sang putri guna memeriksa keadaannya yang terdengar panik.
“Ini apa?” Arumi menunjuk kumpulan buket bunga yang memenuhi sebagian kamar dengan luas delapan kali empat belas meter.
“Itu bunga.” Mama menjawab polos.
“Arumi tahu itu bunga, tapi maksud Arumi kenapa ada banyak bunga di kamar Arumi?” Arumi kesal sekali.
“Dibaca donk dari siapa, jangan main nyolot aja.” Mama Zhafira lantas melengos pergi meninggalkan sang putri di kamarnya.
“Itu dari Enzo, kalau kak Arumi enggak mau buat Gaya aja ya bunganya.” Tiba-tiba Gayatri muncul dan masuk ke dalam kamar.
Dalam sekejap saja gadis muda itu berhasil memeluk banyak buket kemudian pergi.
Arumi mengembuskan nafas panjang sembari menoleh saat sosok Gayatri kembali muncul.
“Kak … kalau enggak mau sama Enzo enggak apa