***
"Ini berlian, Di. Gila!"
Diandra buru-buru membekap mulut Erika dengan satu tangan. "Jangan keras-keras ngomongnya!" bisik Diandra gemas.
Erika menampik tangan Diandra kemudian tersenyum memamerkan barisan giginya yang putih. "Ya, Maaf ...."
"Berlian dipadukan dengan blue sapphire, Oh Tuhan ... ini cincin mahal, Diandra." Erika geleng-geleng sembari terus menatap gambar cincin dari kontak bernama ‘Leetha’ di ponsel Diandra. "Orang kaya memang effort-nya gak main-main." Erika masih berdecak kagum.
"Di, hari minggu kita ke alun-alun ya, siapa tahu ada bocah seperti Aleetha. Dia hilang, lalu kita temukan dan ... ternyata bapaknya kaya raya, duda pula. Pokoknya hari minggu kita harus ...."
Pletak!
Diandra melempar bulpen tepat di kepala Erika. "Mulai gak waras!" cibirnya lirih.
"Ck!" Erika memasang wajah kesal. "Sakit tau!" gerutunya.
Diandra melirik Erika yang sedang mengusap-usap kepalanya. "Mau kulineran di Kodam, gak?"
Mata Erika berbinar, "Kamu yang traktir ya?"
"Baiklah," jaw