Sinar tersenyum kecil menatap taburan kelopak bunga mawar berbentuk hati di atas tempat tidur. Wangi bunga yang lembut berpadu dengan suasana temaram di kamar itu, mampu menenangkan gejolak yang sempat bergemuruh di dalam dada.
Kamar yang dulunya hanya milik Elo, kini juga akan menjadi ruang yang berisi kehadirannya.
Bukan sekadar tempat tidur yang akan mereka bagi, tetapi ada kisah yang menanti untuk dijalani.
“Malam pertama,” bisik Elo memeluk tubuh Sinar dari belakang dan mengecup lembut puncak kepala sang istri.
Sinar menyandarkan tubuhnya pada Elo. Menarik napas panjang, berusaha meyakinkan diri bahwa inilah jalan yang terbaik. Baginya, juga Bintang.
Semua selesai.
“Tapi capek banget, Mas,” keluh Sinar. “Harusnya, acara cuma satu kali, tapi ujung-ujungnya jadi dua kali. Sebelum subuh sudah bangun dan nggak ada istirahat sampe malam.”
Tadinya, Elo dan Sinar sudah sepakat hanya akan mengundang rekan kerja dan teman dekat. Namun, semua berubah ketika orang tua Elo dan ayah Sinar tur