"Seneng dong," jawab Aliza.
"Seneng buaaanget!" imbuh Alifa."Yee, papa juga seneng. Potong kuenya, potong kuenya."Lagu selmat ulang tahun berdendang merdu di kamar si kembar. Bahkan, yang lagi ulang tahun meskipun bangun tidur juga sudah excited ikut menyanyi. Tidak ada yang pendiam di anatara kedua putri Harsa itu, semuanya cerewet dan petakilan seperti Ayu."Pa, Adik Alil Aliq tidung?" tanya Aliza."Iya Sayang, Adik tidur. Ini kue pertama mau disuapin ke siapa?" Harsa tersenyum menatap secara bergantian ke arah mereka."Bunda!" celetuk Alifa."Kak Aliza pilih... Ibu!" teriak Aliza.Lagi-lagi Harsa bangga pada mereka. Untungnya yang dipilih kedua perempuan cantik itu. Harsa sebenarnya khawatir karena takutnya membuat yang satu iri jika yang dipilih ada dirinya. Untuk perkara seperti ini, Harsa selalu siapa jika memang sebaiknya mengalah."Masyaallah, entar