"Kamu kenapa, Intan?" tanya Bima heran.
Pasalnya sejak tadi, Intan terlihat gelisah. Istrinya itu mondar-mandir ketika dia sibuk berganti pakaian. Bima tak pernah senang melihat istrinya gelisah, maka dia pun bertanya.
Intan menatap suaminya takut-takut."Ada yang mau kamu omongin sama aku?" Terkaan Bima benar.
Melihat sinyal itu, Intan pun berjalan mendekati suaminya. "Mas soal yang tadi itu ... aku bisa jelasin."
Bima mengernyit heran. "Soal apa?"
Intan mendongak menatap suaminya lekat-lekat. "Soal Abraham."
"Iya? Kenapa dia?"
"Soal Abraham yang jadi dokter konsultasi kandungan aku. Itu aku tuh bukannya nggak mau kasih tahu kamu, atau sengaja menyembunyikannya dari kamu, Mas."
"Iya? Terus?" Bima masih terlihat tenang-tenang saja dan tak terlihat ingin marah sama sekali membuat Intan heran.
"Aku cuman mikir itu nggak perlu di kasih tahu ke kamu. Dan aku dari awal waktu milih dokter juga nggak nyangka ternyata dia Abraham teman masa sekolah aku dulu. Itu semua cuman kebetulan,