Di dalam ruang strategi istana Tianyang, suara langkah kaki berat terdengar menggema. Wu Liang dan Yu Qie memasuki ruangan dengan wajah serius. Beberapa jenderal yang tersisa telah lebih dulu berkumpul, menunggu dengan penuh ketegangan.
Gulungan peta besar terbentang di atas meja batu bundar di tengah ruangan. Wu Liang berdiri di ujung meja, pandangannya menyapu seluruh ruangan sebelum membuka pembicaraan.
“Kabar tentang tiga kerajaan yang hendak menyerbu bukan lagi sekadar desas-desus,” kata Wu Liang dengan tegas. “Zhouran dari barat, Hushan dari selatan, dan Xiaozhou dari timur. Mereka berkoalisi dan membawa hampir seluruh kekuatan militer mereka menuju ibu kota.”
Seorang jenderal paruh baya memukul meja dengan telapak tangannya.
Brak!
“Keparat! Mereka benar-benar haus kuasa!”
Yu Qie maju selangkah, menambahkan, “Dan waktu kita tidak banyak. Pasukan mereka bisa mencapai perbatasan dalam waktu tujuh hingga sepuluh hari jika mereka bergerak tanpa henti.”
Wu Liang menunjuk beberapa ti