Chapter: Bab 536Setelah kedua bayi kembar itu dibersihkan dan dibedong dengan kain sutra lembut, Zhao Xueyan terlihat berbaring lemah namun wajahnya dipenuhi senyum kebahagiaan. Ratu Bing Qing duduk di samping ranjang, menggendong cucu laki-lakinya dengan hati-hati, menatap wajah mungil itu dengan penuh kasih. “Cucu nenek tampan sekali, benar-benar seperti ayahnya,” gumam Ratu Bing Qing sambil tersenyum haru. Di sisi lain, Kaisar Tian Ming duduk di samping Zhao Xueyan sambil menggendong bayi perempuannya. Tangannya mengusap pelan pipi sang putri yang putih kemerahan itu dengan mata berkaca-kaca. “Putriku, cantik sekali. Benar-benar mirip ibumu.” Saat itu Raja Zhao Yun mendekat, menatap sang cucu perempuan dengan tatapan gemas. Dia lalu menatap Kaisar Tian Ming dengan alis terangkat. “Yang Mulia, izinkan aku menggendong cucuku sebentar,” ujarnya sambil mengulurkan tangan. Namun Kaisar Tian Ming langsung memalingkan tubuhnya, menjauhkan sang putri dari jangkauan Raja Zhao Yun sambil menatapnya den
Huling Na-update: 2025-07-13
Chapter: Bab 535Sembilan bulan kemudian…Di paviliun Naga, suasana terlihat sangat tegang. Suara jeritan dan napas terengah-engah terdengar memenuhi ruangan. Zhao Xueyan terbaring dengan tubuh penuh peluh, rambutnya menempel di wajah pucatnya. Tangannya mencengkeram erat kain di bawahnya.“Arghhh … ahhh .…” suara Zhao Xueyan parau menahan sakit yang luar biasa.Di samping ranjang, Kaisar Tian Ming memegangi tangan istrinya dengan mata merah menahan tangis. Tangannya yang besar membelai kepala Zhao Xueyan dengan lembut.“Sayang, bertahanlah, sebentar lagi … sebentar lagi bayi kita lahir .…” suara Tian Ming bergetar menahan rasa sakit yang seolah ikut dia rasakan.Zhao Xueyan menatap suaminya dengan mata penuh air mata.“Tian Ming, sakit sekal i… ahhhh .…” jeritnya kembali menggema.Di sisi lain, Tabib Sun dengan sigap memeriksa sambil memberikan aba-aba.“Yang Mulia Permaisuri … tarik napas … lalu dorong! Sekarang!”Zhao Xueyan menarik napas dalam, menahan tangisnya, lalu mengejan sekuat tenaga.Niuni
Huling Na-update: 2025-07-13
Chapter: Bab 534Sebulan kemudian…Istana kekaisaran Tianyang kembali pada suasana damai dan megah seperti sedia kala. Setelah sekian lama diliputi ketegangan dan intrik kotor, kini suara musik lembut, aroma dupa, dan tawa bahagia terdengar di setiap sudut istana.Hari ini, Kaisar Tian Ming mengadakan perayaan besar-besaran untuk merayakan kehamilan sang istri tercinta, Permaisuri Zhao Xueyan.Terlihat Zhao Xueyan duduk anggun di singgasananya dengan hanfu putih bersulamkan benang emas, perutnya yang mulai membuncit menambah aura keibuannya. Ia tersenyum menatap rakyat dan para pejabat yang datang untuk memberi selamat.Seorang pejabat tua menatap Zhao Xueyan dengan senyum ramah lalu menangkupkan tangan memberi hormat.“Selamat atas kehamilan Yang Mulia Permaisuri, semoga putra atau putri yang lahir kelak membawa kejayaan dan kebahagiaan bagi Kekaisaran Tianyang.”Zhao Xueyan tersenyum lembut sambil membalas hormat dengan anggun. “Terima kasih atas doanya, Menteri Li.”Tak jauh dari sana, Kaisar Tian
Huling Na-update: 2025-07-12
Chapter: Bab 533Setelah Putri Min Ji beserta keluarganya diseret keluar aula penobatan dengan jeritan histeris, suasana altar kembali hening. Hanya terdengar suara napas berat Ibu Suri Gao yang perlahan melangkah mendekati suaminya.Dengan mata berkaca-kaca, Ibu Suri Gao menatap Kaisar Tian Jing. Tubuhnya bergetar menahan tangis. Kedua tangannya meraih lengan sang suami dengan lembut, seolah takut sentuhannya akan membuat pria itu menghilang lagi.“Suamiku … Jing’er … akhirnya kau kembali,” suaranya serak bergetar penuh kerinduan. “Aku … aku merindukanmu setiap hari. Aku mengira telah kehilanganmu selamanya.”Tapi tatapan Kaisar Tian Jing tidak menunjukkan kehangatan yang diharapkan sang istri. Matanya hanya menatap Ibu Suri Gao dengan sorot dingin yang penuh kekecewaan.Melihat itu, Ibu Suri Gao menelan ludah. Hatinya berdebar tak karuan. Perlahan ia bertanya dengan suara gemetar.“Ada … ada apa, suamiku? Kenapa kau menatapku seperti itu? Kenapa kau menatap istrimu dengan tatapan seperti itu? Apa ke
Huling Na-update: 2025-07-11
Chapter: Bab 532Saat itu, seluruh aula penobatan terdiam membeku. Hening yang menyesakkan seolah menelan semua suara. Hanya suara napas ketakutan Putri Min Ji yang terdengar pelan.Tiba-tiba, terdengar suara berat yang menua namun tegas memecah keheningan itu.“Benarkah … aku akan mati, Min Ho?”Suara itu bergema pelan namun menusuk ke jantung setiap orang yang mendengarnya.Semua orang menoleh dengan cepat, menatap ke arah sumber suara. Di sudut ruangan, di antara deretan kursi para tamu bangsawan, tampak sosok seorang pria tua dengan pakaian kekaisaran meski telah lusuh. Rambutnya sudah beruban seluruhnya, namun matanya tajam penuh wibawa.Deg! Itu Kaisar Tian Jing.Dia berdiri tegak meski tubuhnya kurus, tatapannya menusuk lurus pada Tuan Min Ho di atas altar.Di sampingnya, berdiri Zhao Xueyan dengan hanfu putih polos dan selendang biru. Wajah Zhao Xueyan tanpa riasan, namun sorot matanya begitu dingin dan tajam. Tatapannya mengarah pada Putri Min Ji dengan tatapan meremehkan yang menusuk.Mulut
Huling Na-update: 2025-07-10
Chapter: Bab 531Ibu Suri Gao menatap tajam ke arah Tuan Min Ho. Suaranya bergetar menahan amarah dan keterkejutan yang luar biasa.“Apa maksudmu Kaisar Tian Jing akan mati?” suaranya meninggi, matanya menatap tajam. “Suamiku itu sudah lama mangkat! Jangan menyebut-nyebut namanya sembarangan roh beliau akan merasa kau mempermainkan hal ini!”Tuan Min Ho justru tertawa terbahak-bahak. Tawanya terdengar menakutkan di tengah keheningan aula. Semua orang menatapnya dengan kengerian. Putri Min Ji yang terduduk menangis, perlahan menatap ayahnya dengan mata penuh harap.Nyonya Kim Na melangkah mendekat, menatap putrinya dengan senyum menenangkan. Dengan lembut namun tegas, dia membantu Putri Min Ji berdiri sambil berbisik pelan namun terdengar jelas.“Bangunlah, putriku. Kita belum kalah.”Mendengar itu, Putri Min Ji perlahan menghapus air matanya. Matanya yang bengkak kini menatap dengan sinar penuh harap, senyum kecil kembali muncul di wajahnya.Tuan Min Ho menatap lurus pada Ibu Suri Gao. Tatapan matanya
Huling Na-update: 2025-07-09
Chapter: Bab. 43 Pesta Beberapa hari kemudian, kediaman besar keluarga Mahardika penuh sesak. Lampion warna emas dan putih menggantung di mana-mana, musik lembut terdengar, para nona dan tuan muda bangsawan datang dengan hanfu terbaik mereka.Mereka bertemu hanya untuk saling merendahkan dan menonjolkan diri masing-masing. Beberapa nona bangsawan berdiri bersama di tepi taman.“Aku penasaran,” ucap Jasmine sambil menatap sekeliling. “Kehebohan apa lagi yang akan dibuat Elena hari ini?”Arvina terkikik. “Tentu mempermalukan diri sendiri seperti biasa.”Mereka tertawa, membayangkan Elena datang dengan mengenakan pakaian mencolok, riasan yang berlebihan serta aksesoris yang sangat ramai. Namun tiba-tiba terdengar suara banyak orang berseru kecil kagum. Mereka semua menoleh.Di pintu utama, tampak Kanaya berjalan anggun mengenakan hanfu merah muda. Di sampingnya, Putra Mahkota Daniel dalam hanfu hitam khas kekaisaran. Keduanya tampak serasi, terutama dengan simbol yang sama di lengan baju mereka, seolah merek
Huling Na-update: 2025-11-09
Chapter: Bab. 42 Keesokan paginya, toko pakaian ternama di pusat kota Solaria sudah cukup ramai. Di salah satu ruang khusus tamu bangsawan, Nyonya Andini duduk sambil memperhatikan deretan kain dan hanfu yang baru keluar musim ini. Di sebelahnya, Kanaya tersenyum manis, matanya berkilat seperti anak paling baik sedunia.Pelayan toko datang membawa beberapa kain.“Kau ingin yang ini juga, Sayang?” tanya Nyonya Andini lembut.Kanaya tampak ragu sejenak, lalu pura-pura menunduk seperti sedang berpikir keras.“Boleh aku memilihkan baju untuk Kak Elena juga, Bu?”Nyonya Andini langsung terdiam sesaat. Ia memalingkan wajahnya pelan. Di hatinya, rasa iba yang sudah lama terkunci terhadap Elena kembali muncul.‘Meski bukan darah dagingku aku yang mengasuhnya sejak bayi,’ batinnya.“Hatimu benar-benar suci, Sayang,” ucap Nyonya Andini terharu sambil menyentuh kepala Kanaya dengan lembut. “Tentu saja. Pilihkan untuk Elena juga.”Kanaya tersenyum ceria, polos, seolah ia betul-betul malaikat kecil.Ia lalu berjal
Huling Na-update: 2025-11-09
Chapter: Bab. 41 BakarElena menatap hanfu yang ada di tangannya itu. Ia sempat menatap sebentar motif di kain itu, lalu ia tersenyum tipis kepada Cani.“Cani,” ucap Elena santai, “bakar,” titahnya. Para pelayan yang kebetulan lewat hampir terbelalak mendengarnya.Cani bahkan tak menunggu aba-aba kedua. Ia mengangkat jarinya sedikit, aura elemen apinya muncul seperti percikan merah tipis yang berputar. Dalam detik itu saja kain mahal itu menyala.Api itu menjilat cepat, kain yang katanya “hadiah dari putra mahkota” itu terbakar habis, gosong, menghitam, lalu menjadi abu. Bau kain terbakar menyebar di lorong panjang itu.Cani lalu menendang sisa abu itu ke lantai marmer dengan dingin.Nina langsung memekik marah. “Kurang ajar!” seru Nina sambil menunjuk Elena. “Nona Kanaya sudah susah payah memesan pakaian itu! Kau malah membakarnya! Kau benar-benar tidak tahu malu!”Elena menoleh pelan. Tatapannya santai, tapi matanya sangat tajam.“Oh,” Elena menanggapi ringan, “jadi ini dari Kanaya?” ia menaikkan salah s
Huling Na-update: 2025-11-09
Chapter: Bab. 40 Hadiah? Setelah keluar dari toko Hanfu milik Mina dan juga pergi ke pengadilan kekaisaran untuk mengurus surat pernyataanpemisahan diri dari keluarga Adipati Dirgantara, Elena akhirnya kembali ke kediaman itu.Surat itu memang belum jadi, perlu proses beberapa bulan. Karena Elena telah terbukti bukan putri asli dari Adipati Dirgantara maka semuanya lebih mudah. Hanya saja prosesnya lama, tapi Elena tidak terburu-buru. Ia masih harus mengumpulkan tael emas. Semuanya akan tepat waktunya.“Nona yakin dengan surat pemisahan diri itu?” tanya Cani di sela-sela mereka berjalan. “Tentu.” Elena menjawab mantap. Cani terlihat ragu, tapi ia tetap berkata, “Kenapa Nona tidak menunggu Adipati Dirgantara yang mengurusnya?” Elena menghela napasnya dan berkata, “Menunggu mereka pasti akan lama, Cani. Apa lagi, aku sudah membahas hal ini pada Adipati, tapi dia tidak ingin membahasnya. Aku tahu, dia pasti tidak akan melepaskanku setelah tahu aku punya elemen.” Mata Elena menerawang saat kemarin ia mendenga
Huling Na-update: 2025-11-09
Chapter: Bab. 39 Undangan Kabar tentang Elena yang memiliki dua elemen langsung mengguncang seluruh ibukota Kekaisaran Solaria.Para pedagang yang memenuhi jalanan ramai berdagang tiba-tiba berubah tema pembicaraan mereka. Suara-suara itu memenuhi kedai, pasar, bahkan sampai lorong-lorong kecil dekat istana.“Apa kau dengar? Peserta ujian kemarin bernama Elena, putri palsu dari Adipati Dirgantara, dia punya dua elemen!”“Tidak masuk akal. Dua elemen? Apa dia melakukan ritual kotor?”“Ya, benar. Ini tidak masuk akal. Bukankah dia seorang sampah?” Balas yanh lain. “Mana mungkin. Kau lupa kejadian kemarin? Si Kalingga itu harus memotong tangannya sendiri karena menuduhnya. Tetua Saintis Antonio sendiri yang memastikan gadis itu murni!”Kalimat seperti itu berulang dari mulut ke mulut.Bukan hanya rakyat biasa, kalangan bangsawan pun ikut membicarakan hal yang sama. Mereka tidak hanya membahas tentang Elena, tapi juga nasib Tuan Muda Casper Kalingga yang kini kehilangan satu tangan.Sementara seluruh ibukota seda
Huling Na-update: 2025-11-07
Chapter: Bab. 38 Elena MenangRasa takut langsung menjalar di seluruh tubuh Casper ketika Elena berdiri di hadapannya dengan tatapan sedingin es. Para bangsawan yang menonton dari area khusus menahan napas. Tidak ada seorang pun yang berani bersuara.Elena melangkah pelan. Dia melemparkan sebuah pedang panjang yang berkilau ke tanah di depan Casper. Suara logamnya memantul di arena, membuat bulu kuduk merinding.Elena tersenyum tipis. “Silakan,” ucap Elena pelan. “Kau ingin bukti? Bukti paling adil adalah darahmu sendiri.”Casper menatap pedang iu, bibirnya bergetar hebat. Tangan Casper gemetar saat dia perlahan membungkuk, meraih pedang itu. Tangannya benar-benar menggigil hebat.Orang-orang mulai mundur selangkah. Casper menutup mata, menggertakkan gigi. Tak ada pilihan lain, karena jika tidak masalah ini akan ke tangan kaisar sendiri. Bahkan bisa dihukum oleh langit. Lalu dengan gerakan cepat pedang itu mengayun.Crashhh! Darah langsung menyembur. Jeritan Casper menggema di seluruh arena.“Arrrgghhhhhh!”Semu
Huling Na-update: 2025-11-06