Chapter: Bab. 148Tangan Cani mengepal erat. Rahangnya mengeras menahan emosi yang hampir meledak. Ia benar-benar ingin memarahi Kanaya saat itu juga. Namun sebelum ia melangkah maju, tangan Elena sudah lebih dulu terangkat, menahannya dengan gerakan halus.“Cani,” ucap Elena tenang, lalu menoleh ke arah Kanaya. Senyumnya tipis, nyaris santai. “Oh, kalau kau tidak mau, tidak masalah. Gaun-gaun ini tidak akan terbuang percuma. Masih banyak yang ingin membelinya.”Begitu kalimat itu meluncur, beberapa nona bangsawan yang sejak tadi memperhatikan langsung bersuara.“Benar,” ujar salah satu dari mereka sambil melangkah maju.“Kami justru tertarik. Hanfu-hanfu ini sangat indah.”“Aku juga ingin yang itu,” sahut yang lain antusias.Suasana seketika ramai. Para pekerja kembali bergerak melayani para nona bangsawan yang berebut memilih.Di sisi lain, tangan Kanaya mengepal kuat di balik lengan hanfu-nya. Kukunya hampir menusuk telapak tangan sendiri. Niatnya ingin membuat Elena marah, ingin membuat wanita itu
Last Updated: 2025-12-25
Chapter: Bab. 147Elena keluar dari ruang kerjanya dan kembali ke area depan toko. Tangannya langsung sibuk membantu para pekerja, menyusun pakaian yang sudah selesai dijahit agar tertata rapi di rak. Wajahnya terlihat tenang, seolah pembicaraan barusan tak membebani pikirannya sama sekali.Sementara itu, di dalam ruangan, Nathan menyandarkan tubuhnya santai di kursi, menatap Caspian dengan senyum menggoda.“Ternyata kau tidak pulang-pulang karena ada sesuatu yang membuatmu betah di sini,” katanya pelan, nada suaranya penuh arti.Caspian mendengus. Tatapannya dingin.“Perhatikan ucapanmu. Aku tidak mau Elena mendengarnya.”Nathan terkekeh kecil.“Tenang saja. Aku hanya menyimpulkan.”Di luar, Elena baru saja merapikan gaun terakhir ketika suara lonceng di pintu berbunyi nyaring, menandakan kedatangan pelanggan baru.Ting!Elena refleks mengangkat wajah dan tersenyum tipis, senyum profesional yang selalu ia pakai.“Selamat datang di Toko Mina.”Namun senyum itu perlahan memudar.Di ambang pintu berdiri
Last Updated: 2025-12-24
Chapter: Bab. 146 NathanPagi itu toko Mina terasa jauh lebih ramai dari biasanya. Suara kain digelar, gunting memotong, dan pekerja yang lalu lalang saling memanggil satu sama lain. Mina berdiri di meja depan sambil mencatat pesanan, sementara Elena dan Cani membantu memeriksa hasil jahitan.“Kita benar-benar kewalahan,” gumam Mina sambil menghela napas, tapi senyum di wajahnya tak bisa disembunyikan.“Pesanan datang dari kota-kota besar bahkan dari Kekaisaran luar Solaria.”Elena mengangguk pelan sambil merapikan pakaian di tangannya. “Itu kabar baik. Tapi pastikan kualitas tetap dijaga.”Cani menimpali dengan wajah cerah, “Tenang saja, Nona. Semua pekerja sekarang bekerja dua kali lebih teliti.”Belum sempat mereka melanjutkan percakapan, suasana toko mendadak berubah. Seorang pria masuk dengan langkah santai. Pakaiannya sangat mewah, kainnya berkilau halus, jelas bukan orang biasa. Aura percaya diri terpancar kuat darinya.Beberapa pekerja langsung terdiam. Ada yang sampai tanpa sadar menelan ludah.“Itu
Last Updated: 2025-12-23
Chapter: Bab. 145Keesokan paginya, suasana di kediaman keluarga Mahardika terasa jauh berbeda dari hari-hari sebelumnya. Tidak ada lagi penjagaan ketat, tidak ada wajah-wajah muram penuh ketakutan. Udara pagi terasa ringan, seolah beban besar akhirnya terangkat.Kereta yang membawa Elena berhenti di depan gerbang utama. Cani turun lebih dulu, lalu Elena menyusul.Begitu melihat Elena, Lily langsung berlari mendekat tanpa ragu. Ia memeluk Elena erat, suaranya bergetar menahan emosi.“Terima kasih, Elena,” ucap Lily lirih. “Kalau bukan karena kamu … nama baik keluarga kami tidak akan kembali.”Elena tersenyum tipis sambil menepuk punggung Lily. “Aku hanya membantu temanku. Tidak lebih.”Lily melepaskan pelukan itu, lalu mendecak pelan sambil tersenyum lebar. “Beruntung sekali aku memilih teman sepertimu.” Ia menatap Elena penuh arti.“Ternyata kamu benar-benar tidak sejahat rumor yang beredar ya.”Elena terkekeh kecil. “Rumor memang sering kali lebih kejam dari kenyataan.”Lily ikut tertawa. Suasana di
Last Updated: 2025-12-23
Chapter: Bab. 144Namun keterkejutan mereka hanya sesaat.Arvina segera memasang senyum, mendekat ke jeruji. “Kanaya, akhirnya kau datang. Kami menunggumu sangat lama.”Jasmine ikut menimpali, suaranya dibuat selembut mungkin. “Kami benar-benar ketakutan. Kau tahu sendiri keadaan kami sekarang.”Kanaya menyilangkan tangan di balik jubahnya. “Langsung saja. Apa yang kalian inginkan?”Nada suaranya tetap datar, tanpa simpati.Arvina sempat terdiam sejenak, tapi kemudian menepis perasaan ganjil itu.“Kami ini temanmu, Kanaya,” katanya lirih. “Kami selalu membelamu. Selalu berada di pihakmu saat orang-orang meragukanmu.”Jasmine mengangguk cepat. “Kau ingat, kan? Kami yang selalu mendukungmu.”Kanaya menatap mereka bergantian, matanya menyipit tipis. “Lalu?”Arvina menelan ludah, lalu berkata dengan nada memohon.“Kau sebentar lagi akan menjadi Putri Mahkota. Posisimu sekarang sangat tinggi.” Ia mendekatkan wajahnya ke jeruji. “Kau bisa membujuk Kaisar. Tolong katakan agar kami tidak diasingkan ke desa sun
Last Updated: 2025-12-22
Chapter: Bab. 143Saat pengumuman pertunangan itu menggema di hadapan seluruh rakyat, Putra Mahkota Daniel berdiri di sisi Kaisar Noah. Wajahnya tetap tenang, seolah tak terusik sedikit pun oleh sorak sorai di sekelilingnya.Namun di balik ketenangan itu, ada sesuatu yang terasa ganjil.Tangannya perlahan mengepal di balik lengan jubahnya. Dadanya terasa berat, dan entah mengapa, tidak ada rasa bahagia yang seharusnya ia rasakan.'Aku seharusnya senang,' batinnya singkat. 'Tapi kenapa rasanya seperti ini?'Tatapan pria itu lalu tertuju pada Elena yang terlihat tenang. Tangan Putra Mahkota Daniel mengepal kuat. 'Kenapa dia setenang itu? Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi Elena?'Daniel memilih diam. Ia tidak mengatakan apa pun, tidak menunjukkan penolakan, hanya menelan perasaan yang semakin mengganjal di hatinya.*Sore harinya, jauh di bawah tanah istana, suasana penjara bawah tanah terasa dingin dan lembap. Cahaya obor menerangi lorong-lorong sempit dengan bayangan yang bergoyang di dinding batu.D
Last Updated: 2025-12-22
Chapter: Bab 536Setelah kedua bayi kembar itu dibersihkan dan dibedong dengan kain sutra lembut, Zhao Xueyan terlihat berbaring lemah namun wajahnya dipenuhi senyum kebahagiaan. Ratu Bing Qing duduk di samping ranjang, menggendong cucu laki-lakinya dengan hati-hati, menatap wajah mungil itu dengan penuh kasih. “Cucu nenek tampan sekali, benar-benar seperti ayahnya,” gumam Ratu Bing Qing sambil tersenyum haru. Di sisi lain, Kaisar Tian Ming duduk di samping Zhao Xueyan sambil menggendong bayi perempuannya. Tangannya mengusap pelan pipi sang putri yang putih kemerahan itu dengan mata berkaca-kaca. “Putriku, cantik sekali. Benar-benar mirip ibumu.” Saat itu Raja Zhao Yun mendekat, menatap sang cucu perempuan dengan tatapan gemas. Dia lalu menatap Kaisar Tian Ming dengan alis terangkat. “Yang Mulia, izinkan aku menggendong cucuku sebentar,” ujarnya sambil mengulurkan tangan. Namun Kaisar Tian Ming langsung memalingkan tubuhnya, menjauhkan sang putri dari jangkauan Raja Zhao Yun sambil menatapnya den
Last Updated: 2025-07-13
Chapter: Bab 535Sembilan bulan kemudian…Di paviliun Naga, suasana terlihat sangat tegang. Suara jeritan dan napas terengah-engah terdengar memenuhi ruangan. Zhao Xueyan terbaring dengan tubuh penuh peluh, rambutnya menempel di wajah pucatnya. Tangannya mencengkeram erat kain di bawahnya.“Arghhh … ahhh .…” suara Zhao Xueyan parau menahan sakit yang luar biasa.Di samping ranjang, Kaisar Tian Ming memegangi tangan istrinya dengan mata merah menahan tangis. Tangannya yang besar membelai kepala Zhao Xueyan dengan lembut.“Sayang, bertahanlah, sebentar lagi … sebentar lagi bayi kita lahir .…” suara Tian Ming bergetar menahan rasa sakit yang seolah ikut dia rasakan.Zhao Xueyan menatap suaminya dengan mata penuh air mata.“Tian Ming, sakit sekal i… ahhhh .…” jeritnya kembali menggema.Di sisi lain, Tabib Sun dengan sigap memeriksa sambil memberikan aba-aba.“Yang Mulia Permaisuri … tarik napas … lalu dorong! Sekarang!”Zhao Xueyan menarik napas dalam, menahan tangisnya, lalu mengejan sekuat tenaga.Niuni
Last Updated: 2025-07-13
Chapter: Bab 534Sebulan kemudian…Istana kekaisaran Tianyang kembali pada suasana damai dan megah seperti sedia kala. Setelah sekian lama diliputi ketegangan dan intrik kotor, kini suara musik lembut, aroma dupa, dan tawa bahagia terdengar di setiap sudut istana.Hari ini, Kaisar Tian Ming mengadakan perayaan besar-besaran untuk merayakan kehamilan sang istri tercinta, Permaisuri Zhao Xueyan.Terlihat Zhao Xueyan duduk anggun di singgasananya dengan hanfu putih bersulamkan benang emas, perutnya yang mulai membuncit menambah aura keibuannya. Ia tersenyum menatap rakyat dan para pejabat yang datang untuk memberi selamat.Seorang pejabat tua menatap Zhao Xueyan dengan senyum ramah lalu menangkupkan tangan memberi hormat.“Selamat atas kehamilan Yang Mulia Permaisuri, semoga putra atau putri yang lahir kelak membawa kejayaan dan kebahagiaan bagi Kekaisaran Tianyang.”Zhao Xueyan tersenyum lembut sambil membalas hormat dengan anggun. “Terima kasih atas doanya, Menteri Li.”Tak jauh dari sana, Kaisar Tian
Last Updated: 2025-07-12
Chapter: Bab 533Setelah Putri Min Ji beserta keluarganya diseret keluar aula penobatan dengan jeritan histeris, suasana altar kembali hening. Hanya terdengar suara napas berat Ibu Suri Gao yang perlahan melangkah mendekati suaminya.Dengan mata berkaca-kaca, Ibu Suri Gao menatap Kaisar Tian Jing. Tubuhnya bergetar menahan tangis. Kedua tangannya meraih lengan sang suami dengan lembut, seolah takut sentuhannya akan membuat pria itu menghilang lagi.“Suamiku … Jing’er … akhirnya kau kembali,” suaranya serak bergetar penuh kerinduan. “Aku … aku merindukanmu setiap hari. Aku mengira telah kehilanganmu selamanya.”Tapi tatapan Kaisar Tian Jing tidak menunjukkan kehangatan yang diharapkan sang istri. Matanya hanya menatap Ibu Suri Gao dengan sorot dingin yang penuh kekecewaan.Melihat itu, Ibu Suri Gao menelan ludah. Hatinya berdebar tak karuan. Perlahan ia bertanya dengan suara gemetar.“Ada … ada apa, suamiku? Kenapa kau menatapku seperti itu? Kenapa kau menatap istrimu dengan tatapan seperti itu? Apa ke
Last Updated: 2025-07-11
Chapter: Bab 532Saat itu, seluruh aula penobatan terdiam membeku. Hening yang menyesakkan seolah menelan semua suara. Hanya suara napas ketakutan Putri Min Ji yang terdengar pelan.Tiba-tiba, terdengar suara berat yang menua namun tegas memecah keheningan itu.“Benarkah … aku akan mati, Min Ho?”Suara itu bergema pelan namun menusuk ke jantung setiap orang yang mendengarnya.Semua orang menoleh dengan cepat, menatap ke arah sumber suara. Di sudut ruangan, di antara deretan kursi para tamu bangsawan, tampak sosok seorang pria tua dengan pakaian kekaisaran meski telah lusuh. Rambutnya sudah beruban seluruhnya, namun matanya tajam penuh wibawa.Deg! Itu Kaisar Tian Jing.Dia berdiri tegak meski tubuhnya kurus, tatapannya menusuk lurus pada Tuan Min Ho di atas altar.Di sampingnya, berdiri Zhao Xueyan dengan hanfu putih polos dan selendang biru. Wajah Zhao Xueyan tanpa riasan, namun sorot matanya begitu dingin dan tajam. Tatapannya mengarah pada Putri Min Ji dengan tatapan meremehkan yang menusuk.Mulut
Last Updated: 2025-07-10
Chapter: Bab 531Ibu Suri Gao menatap tajam ke arah Tuan Min Ho. Suaranya bergetar menahan amarah dan keterkejutan yang luar biasa.“Apa maksudmu Kaisar Tian Jing akan mati?” suaranya meninggi, matanya menatap tajam. “Suamiku itu sudah lama mangkat! Jangan menyebut-nyebut namanya sembarangan roh beliau akan merasa kau mempermainkan hal ini!”Tuan Min Ho justru tertawa terbahak-bahak. Tawanya terdengar menakutkan di tengah keheningan aula. Semua orang menatapnya dengan kengerian. Putri Min Ji yang terduduk menangis, perlahan menatap ayahnya dengan mata penuh harap.Nyonya Kim Na melangkah mendekat, menatap putrinya dengan senyum menenangkan. Dengan lembut namun tegas, dia membantu Putri Min Ji berdiri sambil berbisik pelan namun terdengar jelas.“Bangunlah, putriku. Kita belum kalah.”Mendengar itu, Putri Min Ji perlahan menghapus air matanya. Matanya yang bengkak kini menatap dengan sinar penuh harap, senyum kecil kembali muncul di wajahnya.Tuan Min Ho menatap lurus pada Ibu Suri Gao. Tatapan matanya
Last Updated: 2025-07-09