Cari
Pustaka
Beranda / Romansa / Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda / Mungkin dia mati!

Mungkin dia mati!

Penulis: Queen Twillight
2024-05-18 17:13:02

Rubby di larikan ke rumah sakit. Karena dia mengalami luka goresan juga tusukan di perutnya. Dia bahkan harus mendapatkan donor darah, karena Rubby kehilangan banyak darah.

Pria yang tadi ditolong Rubby itupun lekas menghubungi orang-orangnya, juga keluarganya. Tak lama kemudian, keluarga pria itupun datang bersama para ajudannya.

"Opa! Opa tidak apa-apa 'kan?! Opa baik-baik saja 'kan?!" tanya seorang pria yang tak lain merupakan cucu dari pria yang ditolong Rubby tadi. Pria itu nampak khawatir dengan kondisi dan keadaan kakeknya yang dikabarkan terkena perampokan.

"Aku baik-baik saja, Marvel, kau tak perlu khawatir. Hanya saja, gadis itu yang terluka. Dia yang menolongku tadi," ujar kakek Oscar.

Ya, rupanya pria yang ditolong Rubby tak lain adalah Oscar Thompson. Dia adalah seorang pengusaha sukses dan di kenal sebagai crazy rich di kota A. Oscar memiliki satu anak laki-laki bernama Gerald Thompson. Sedangkan menantunya bernama Clarissa. Dia adalah warga lokal yang dinikahi Gerald.

Dalam pernikahannya itu, mereka dikaruniai satu orang anak. Anak mereka bernama Marvellino Thompson. Sedangkan istri dari Oscar sendiri, dia sudah meninggal sejak 10 tahun yang lalu.

Setelah kepergian istrinya, Oscar tak lantas menikah lagi. Dia lebih memilih untuk menghabiskan waktunya bersama anak, juga cucunya. Mereka semua tinggal dalam satu rumah yang megah juga mewah.

Di masa tuanya, Oscar masih membantu anaknya Gerald juga cucunya Marvellino untuk mengurus perusahaan. Meski dirinya hanya memantau saja. Karena semua kekuasaan, sudah di alih tangankan kepada Gerald, juga cucunya Marvel.

Rencananya hari ini, Oscar akan melakukan pertemuan dengan salah seorang kolega mereka yang berada dari luar negara. Namun orang itu meminta supaya Oscar datang sendiri tanpa ditemani siapapun.

Namun mereka tidak menyangka, kalau Oscar akan mengalami hal buruk dalam perjalanan. Sepertinya itu adalah ulah dari seseorang yang merupakan saingan bisnis mereka yang ingin menyingkirkan Oscar.

"Seharusnya opa mengikuti apa kataku tadi, opa pergi ke sana dengan ditemani para bodyguard. Kalau opa menurut, mungkin kejadian ini tidak akan pernah terjadi. Dan gadis itu, mungkin tidak akan pernah terluka," ujar Marvell.

"Aku juga tidak mengira kalau hal ini akan terjadi. Sepertinya ada seseorang yang mengetahui kepergianku, dan mereka merencanakan semua ini terhadapku. Entah siapa itu, namun yang jelas, orang itu pasti ingin menyingkirkanku!" ucap Oscar.

Tak lama kemudian dokter pun keluar, mereka langsung menghampirinya untuk menanyakan keadaan Rubby.

"Bagaimana keadaannya, dok? Gadis itu baik-baik saja, 'kan?" tanya Oscar khawatir. Pasalnya, karena dirinya lah Rubby terluka.

"Gadis itu sudah berhasil melewati masa kritisnya. Namun dia membutuhkan banyak waktu untuk memulihkan keadaannya."

Seketika semuanya menghela napas lega mendengar ucapan dokter tersebut. Mereka merasa bersyukur, karena Rubby bisa diselamatkan.

Sementara itu di kediamannya Armand, tak ada siapapun yang mengingat keberadaan Rubby. Mereka seolah tak peduli kalaupun gadis itu tidak kembali.

Tidak seperti mbok Minah, yang selalu mengkhawatirkan keadaannya. Ya, merawat dan membesarkan Rubby dari kecil, membuat mbok Minah menyayanginya seperti putri kandungnya sendiri. Bahkan sampai saat ini Ruby belum kembali, mbok Minah selalu berusaha untuk mencari keberadaannya.

"Tuan, non Rubby masih belum juga pulang sudah larut begini. Saya juga sudah mencarinya di sekitar sini. Apa tidak sebaiknya kita lapor polisi? Atau, tidakkah kita mencarinya ke luar sana, tuan?" ujar Minah memberanikan diri pada akhirnya. Meski sebenarnya dia takut untuk mengatakan hal itu, namun dia sungguh sangat khawatir pada keadaan Rubby. Ia takut kalau anak bungsu dari majikannya itu terluka atau kenapa-napa.

Mendengar ucapan Minah tersebut, Armand pun seketika naik pitam. "Kau menyuruhku, Minah?! Memangnya siapa dirimu, berani-beraninya kau memerintahku! Kau itu hanya seorang pelayan, Minah! Tak sepatutnya kau menyuruh-nyuruhku!"

"Maaf sekali tuan, saya tak bermaksud seperti itu. Saya hanya mengkhawatirkan keadaan non Rubby yang masih belum juga kembali," ujar Minah sembari menundukkan wajahnya.

"Memangnya kenapa kalau dia tidak kembali? Mungkin dia sudah mati! Biarkan saja dia, mau dia kembali ataupun tidak, Saya juga tidak peduli. Malahan lebih bagus lagi kalau dia lenyap dari muka bumi ini."

Minah mengusap dada mendengar ucapan majikannya itu. Dia tidak menyangka, kalau majikannya itu akan setega itu kepada putri kandungnya sendiri.

"Ya ampun tuan, tolong jangan berkata seperti itu. Ucapan itu adalah doa, maka dari itu berucaplah yang baik-baik untuk Putri anda. Berdoalah semoga keadaannya selalu baik-baik saja, bukan malah menyumpahinya."

"Memangnya kau siapa Minah, beraninya kau menasehatiku! Semakin ke sini kau semakin lancang! Aku bahkan sudah tahu, kalau selama ini kau suka diam-diam memberi makan Rubby. Kau juga selalu membuatkan bekal untuknya, bukan?! Aku sungguh tidak menyangka kau bisa selancang itu! Memangnya kau pikir kau siapa?! Kau itu hanya seorang pelayan di sini. Jangan berlaga seperti nyonya!"

"Ampun, Tuan! Saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya merasa kasihan saja kepada non Rubby, saya tidak bermaksud lancang."

"Apa yang kau lakukan Sudah sangat keterlaluan, Minah! Dan aku tidak bisa memaafkanmu! Kau juga sudah terlalu ikut campur ke dalam urusan keluargaku. Kesalahanmu itu sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Aku terpaksa harus menghukummu!"

Armand pun memanggil beberapa security di rumahnya. Tak selang beberapa lama, 3 security pun datang menghampirinya.

"Bawa dia keluar, lalu cambuk dia seratus kali!" titah Armand pada security itu untuk membawa Minah.

Mendengar itu, tentu Minah ketakutan. "Ampun, tuan, tolong jangan lakukan itu! Tolong ampuni saya," ujar Minah memelas ke hadapan Armand sembari bersujud di kakinya. Namun bukannya mengampuninya, Armand justru malah menendangnya dengan sekuat tenaga hingga membuat Minah terjungkal ke belakang.

"Astaghfirullah," ucap Minah mengelus dada. Bahkan tubuhnya yang mulai renta sempat terbentur terkena meja hingga berdarah.

"Apalagi yang kalian tunggu!? Cepat bawa dia pergi dari sini, dan cambuk dia 100 kali!" titah Armand lagi.

Para security itu pun langsung menghampiri Minah dan membawanya pergi dari hadapan Armand. Bahkan Armand tak peduli, meski Minah terus menjerit dan meronta meminta pengampunan darinya.

Setibanya di luar, Minah langsung diikat di dalam sebuah tiang. Lalu kemudian para security itu pun mengambil cambuk. Lantas mereka bertiga mencambuk Minah sebanyak 100 kali.

Minah terus menjerit. Badannya terasa panas dan perih. Badan Minah memar, bahkan darah juga mulai rembes dan keluar dari sekujur tubuhnya. Para security itu mencambuknya dengan sangat keras. Baju Minah kini basah dengan cairan berwarna merah.

Setelah selesai mencambuknya, mereka meninggalkan Minah begitu saja. Bahkan saat itu hujan juga mulai turun dan membasahi tubuh rentanya. Dalam sakitnya Minah menangis, dia tidak menyangka kalau nasibnya akan semalang ini. Pengabdiannya selama bertahun-tahun terhadap keluarga itu, justru dibalas dengan penganiayaan yang menyakitkan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi