Saat Anakku Kaya 48
Bab 48
Ngomongin Yuda
Alhamdulillah, kebahagiaan sedang mendera hidupku setelah menikah dengan Mas Johan. Bertubi-tubi Allah memberikan kenikmatan yang tiada henti.
Aku sangat bersyukur. Dulu, kupikir, aku akan merana di hari tua, sendiri dan terlunta-lunta. Mengabdikan diri menjadi seorang pelayan hingga akhir hayat demi sesuap nasi. Tak ada yang peduli.
Allah maha membolak-balik keadaan. Dia yang berkuasa atas segalanya. Tak pernah terlintas dalam anganku, akan menjadi orang kaya di kemudian hari. Tak henti aku bersyukur.
“Dek Ainun!”
Aku melihat ke pintu. Rupanya, Mas Johan baru pulang dari kantor. Dia langsung ke kamar.
Menutup pintu depan pelan, suamiku berjalan masuk dengan kedua tangan disembunyikan di belakang.
Keningku mengerut, apa tuh, yang disembunyikan?
Aku menghampiri dengan senyum lebar. Pasti, ada surprise untukku. Tak sabar ingin mengetahui.
“Bawa apa?” Tanyaku dengan berusaha melihat ke belakang punggung Mas Johan. Suamiku berkelit sambi