“Ini apa?” tanya Evan.
Dia mendongak ke arah Nayla, membuat Nayla kembali mengernyit menatap Evan. Nayla berdehem kecil, kemudian pandangannya berkeliling mencari sebuah kursi di ruangan itu. Akhirnya, matanya tertuju pada kursi di sudut ruangan. Lalu dia berjalan untuk mengambil kursi tersebut.
“Itu sepertinya laporan tentang kesehatanmu, ya?” tanya Nayla.
Dia menarik kursi, dan menetapkannya di samping Evan.
Evan memalingkan wajahnya, kembali fokus membaca berkas laporan di tangannya.
“Jangan terlalu ikut campur.” Evan menyahut sinis.
“Apa? Ikut campur katamu? Aku ini sekarang istrimu, Evan! Wajar dong, kalau aku ingin tahu semua tentang suamiku sendiri,” sahut Nayla santai tapi tegas.
Evan menghela napas berat. Dia menutup lembaran berkas itu, lalu meletakkannya di atas meja.
Kemudian, Evan menoleh ke Nayla. “Apa yang mau kamu ketahui tentang aku?”
Dengan ragu-ragu Nayla menjawab. “Umm … lebih tepatnya, aku ingin tahu alasanmu mau menikah denganku.”
Dahi Evan mengernyit mendengar i