"Gimana Evan, Han?"
Dian sedang makan malam bersama suaminya di ruang makan, sementara Yanuar masih belum kembali ke rumah karena ada janji dengan temannya.
"Demamnya masih tinggi, Tante," jawab Hana sambil menuang air dari kran ke dalam wadah dan menyiapkan handuk kecil untuk mengompres Evan. "Maaf ya, Om, Evan masih tidur, nanti kalo udah bangun biar langsung nemuin Om."
"Besok aja, Han. Biar Evan istirahat dulu. Kamu udah makan? Jangan lupa makan kamunya."
"Gampang, Om. Nanti aku tinggal manasin makanan di microwave aja."
"Kalo Evan udah bangun, langsung disuruh makan, Han. Mesti dipaksain. Obat penurun demamnya ada di kotak obat di deket tangga ya." Kali ini Dian yang ikut khawatir karena bagaimanapun juga Evan adalah anak sahabatnya sekaligus suami keponakannya.
"Iya. Aku balik ke kamar dulu ya, Om, Tan." Setelah berpamitan pada om dan tantenya, Hana kembali ke kamar di mana Evan sedang tergeletak tidak berdaya karena demam yang menyerangnya.
Dengan perlahan, Hana menempelkan han