FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT

FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT

last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-28
โดย:  Ans18จบแล้ว
ภาษา: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.4
15 การให้คะแนน. 15 ความคิดเห็น
147บท
28.6Kviews
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด

แชร์:  

รายงาน
ภาพรวม
แค็ตตาล็อก
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป

Bergabung dengan perusahaan sang ayah dengan mengubur mimpinya bukanlah impian Evan Gale Cakrawangsa. Apalagi ditambah dengan adanya asisten yang terlihat lebih pintar dan berpengalaman darinya. Bodohnya, Evan menarik tangan asistennya ke dalam kamar, saat tengah malam, usai acara pengangkatannya sebagai Direktur Pengembangan Usaha. Seakan tidak cukup dengan semua penderitaannya, sang mama meminta Evan bertanggung jawab dan menikahi asistennya sendiri. Dihantui kecerdasan dan kedekatan asistennya dengan seorang pengusaha yang mmerupakan saingan bisnis perusahaannya, Evan berniat menguak akal bulus asistennya dengan membuat asistennya itu jatuh cinta padanya. Hana yang harus jatuh cinta kepadanya. Sementara ... jatuh cinta pada Hana Anandira tidak pernah ada dalam rencananya.

ดูเพิ่มเติม

บทที่ 1

1 Golden Princess

"Evan, senyum dong. Kamu kayak mau dibawa ke tiang gantungan," ucap mamanya berusaha mencairkan suasana tegang di kamar hotel itu.

Hari ini, Evan harus mengubur semua mimpinya, meninggalkan usaha yang dirintisnya demi memenuhi permintaan orang tuanya untuk terjun ke dalam perusahaan keluarga ayahnya.

"Ma ...." Masih ada waktu, mungkin ia masih bisa meyakinkan mamanya untuk membatalkan permintaan mamanya itu.

"Evan, maafin Mama ya," ucapnya dengan mata berkaca-kaca. "Kalo aja ayahmu masih muda, Mama nggak akan minta kamu buat ngelakuin yang sebenernya nggak kamu suka. Maafin Mama ya, Van."

Melihat sudut mata mamanya yang sudah basah, tangan Evan langsung menggenggam tangan mamanya. "Nggak apa-apa, Ma. Aku ... coba ngerti. Ini tanggung jawabku sebagai anak sulung."

Evan mencoba tersenyum di depan mamanya, walau hatinya juga hancur.

"Hei, Van! Kamu apain Mama kamu sampe matanya berkaca-kaca?" tanya ayahnya panik begitu keluar dari kamar mandi.

"Posesif," ledek Evan saat melihat kebucinan ayahnya yang tidak kunjung hilang sejak dulu.

"Nggak apa-apa, Mas. Yuk kita keluar, biar Evan punya waktu sendiri sebelum acara."

Ares menggandeng Letta untuk keluar dari kamar hotel.

Malam itu, akan diadakan seremonial pengangkatan beberapa anggota Board of Director (BoD) Cakrawangsa Group yang baru, dan salah satu nama yang mengisi anggota BoD adalah Evan Gale Cakrawangsa, sebagai Direktur Pengembangan Usaha.

Ares menatap Letta dengan sungguh-sungguh. "Kenapa? Evan ngomong apa sampe kamu nangis?"

"Jujur aku sedih, Mas. Maksa Evan ngelakuin apa yang nggak dia suka, tapi ... aktingku meyakinkan kan?" Kini Letta tersenyum pongah karena berhasil mengelabui anak dan suaminya.

"Hah? Kamu akting? Astaga!"

"Kalo nggak gini, Evan nggak akan mau turun ke perusahaan, Mas."

Acara malam itu berlangsung lancar. Evan bahkan memberikan sambutan yang dihadiahi applause meriah dari para tamu undangan.

Ia bukannya tidak terlatih mengelola bisnis. Hanya saja bisnis yang dirintisnya masih seumur batita, dan scope-nya jelas jauh berbeda dibanding bisnis keluarganya yang sudah dipegang keturunan keempat.

"Evan, mulai hari ini Hana bakal jadi asistenmu," ucap ayahnya saat jamuan makan malam usai dan mereka bisa mengobrol ringan.

"Hah? Si golden princess?" tanyanya tidak percaya.

"Evan!" Ares dan Letta bersamaan menegur putranya itu yang dengan tidak sopannya memberikan julukan pada Hana.

Julukan golden princess memang menjadi rahasia umum di keluarganya. Ia dan seorang adiknya, Elaksi, benar-benar membenci Hana yang mendapat perlakuan spesial dari keluarganya.

Dulu ayah Hana adalah sahabat Ares. Saat Ares terpaksa terjun ke perusahaan karena ayahnya tiba-tiba terkena stroke, ayah Hana lah yang membantunya. Di sisi lain, ibunya Hana adalah sekretaris Letta saat menjabat sebagai Direktur Utama PT Mahendra yang kini di-handle keponakannya.

Sayangnya, orang tua Hana tidak berumur panjang, mereka terlibat kecelakaan beruntun di jalan tol, dan meninggalkan Hana untuk hidup sebagai yatim piatu.

"Maksudku, dia kan asisten Ayah. Kenapa tiba-tiba jadi asistenku. Nanti aku bisa cari asisten sendiri, Yah."

Ares menggeleng tegas. "Hana yang jadi asistenmu. Dia salah satu orang kepercayaan Ayah, dan dia udah terjun ke perusahaan lebih dulu dibanding kamu. Pengalaman dia lebih banyak."

"Tapi, Yah—"

Belum sempat Evan mengajukan protes lebih lanjut, seorang wanita dengan one shoulder dress berwarna hitam mendekat ke meja mereka.

"Malam Pak, Bu," ucapnya sopan.

"Hana, kenapa manggilnya formal begitu sih?" tanya Letta sambil menarik Hana agar duduk di sampingnya.

Hana tersenyum. "Kan sedang acara perusahaan, Bu."

Letta berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Evan yang baru saja seperti mendapat musibah karena ucapan ayahnya yang 'memberikan' Hana kepada Evan untuk jadi asistennya, menatap Hana tajam. Andaikan dia superman, kepala Hana pasti sudah bolong tertembus sinar laser dari tatapannya.

"Hana, seperti yang sudah kita bicarakan sebelumnya, mulai detik ini kamu jadi asisten Evan," perintah Ares.

"Iya, Pak," jawaban singkat Hana itu membuat Evan mengangkat satu sudut bibirnya ke atas.

"Udah malem, saya sama istri saya pulang dulu." Ares kemudian meraih tangan istrinya untuk berdiri.

"Yah, aku ikut pulang sekalian lah." Evan—yang merasa tidak terima karena ditinggalkan—refleks ikut berdiri.

"Kamu mesti keliling ballroom buat kenalan sama partner bisnis perusahaan. Nanti biar Hana yang nganter kamu keliling."

"Tapi, Yah—"

"Kenapa? Kamu perlu Ayah temenin keliling? Come on, Van, kamu udah dewasa kan."

Titah ayahnya itu mengakhiri rasa keberatan Evan. Ia tidak ingin lagi mendengar ledekan ayahnya, apalagi diucapkan di depan si golden princess.

"Hana, tolong ya temenin Evan,” ucap Letta yang akhirnya membuat Evan menahan geraman kesalnya.

Usai kepergian Ares dan Letta, di meja itu hanya tersisa Evan yang kini tengah menatap intens ke arah Hana yang seperti tidak terganggu dengan tatapan Evan.

"Mari, Pak," ajak Hana yang mulai tidak betah menghadapi keterdiaman di antara mereka.

Tanpa menjawab ajakan Hana, Evan langsung bediri dan berjalan menuju meja lain. Hana mengikuti Evan dengan posisi sedekat mungkin untuk memberikan informasi kepada Evan siapa yang akan ditemuinya.

"Selamat malam, Pak Heru," sapa Hana ramah pada seorang lelaki yang ditemuinya.

"Malam, Hana. Pak Ares?" tanya Heru tidak kalah ramahnya.

"Pak Ares baru saja pulang, Pak. Sebagai gantinya, ada Pak Evan, Pak." Hana memang terlihat santai dan cukup luwes menghadapi orang-orang yang sepertinya sudah mengenalnya.

Evan memperkenalkan diri dan mencoba masuk ke dalam obrolan yang diciptakan lelaki yang ada di depannya.

Tidak hanya berhenti di situ, Evan mengikuti ke mana Hana melangkah. Ada sedikit harga dirinya yang terluka saat menyadari Hana lah yang mengarahkan ke mana langkahnya dan pada siapa dia harus bertemu terlebih dulu.

Bukankah lengkap penderitaannya, harus terjun ke dalam perusahaan keluarga yang sebenarnya tidak ia inginkan, ditambah mendapat asisten yang cukup mendominasi dan membuatnya tampak tidak kompeten.

"Pak, Pak Evan bener-bener mau minum wine?" tanya Hana. Pasalnya ia tahu keluarga Cakrawangsa bukan keluarga yang familiar dengan alkohol. Ia bahkan belum pernah melihat sama sekali atasannya terdahulu, yang juga adalah Ayah dari Evan, meminum alkohol.

"Kenapa? Apa ini job desc-mu juga untuk menentukan apa yang boleh saya makan dan minum?" Evan menatap Hana dengan angkuh dan kembali menyesap wine yang ada di tangannya. "Minum!" perintah Evan yang telah mengangsurkan segelas wine ke arah Hana.

Hana terbelalak kaget dengan apa yang diperintahkan Evan. "Saya nggak minum, Pak."

"Hana." Evan terdiam setelah memanggil nama asisten barunya itu. "Saya yakin kamu pernah minum sekali dua kali sama orang-orang yang tadi kita temui. Nggak mungkin kamu bisa seakrab itu sama mereka kalau cuma berurusan sama kerjaan."

"Maksud Pak Evan apa?" tanya Hana yang kini balas menatap Evan dengan nyalang.

Evan tersenyum sinis. "Minum lah! Kalau perlu nanti saya tambahin di job desc-mu untuk nemenin saya minum," ucapnya tiba-tiba.

Hana mengernyit bingung. Apakah tiga gelas wine yang diminum Evan tadi telah membuat Evan teler sampai mengucapkan hal yang tidak-tidak? Dengan ragu, Hana meraih gelas yang disodorkan Evan. Seumur hidupnya, ia hanya sekali mencoba minuman sejenis itu, saat masih kuliah, itu pun karena teman-temannya mengusilinya. Kalau boleh jujur, ia tidak suka dengan rasanya, apalagi efek yang ditimbulkan setelahnya. Satu gelas di depannya itu, pasti sanggup membuatnya pusing.

"Minum!" desak Evan lagi.

***

Hana bersandar pada kaca jendela mobil, kepalanya saat ini terasa pengar. Sementara di sebelahnya, Evan terlihat lebih kacau. Untung saja ada supir keluarga yang memang menunggu Evan sampai acara selesai dan bisa mengantar mereka.

"Mbak Hana, ini ke rumah Menteng atau nganter Mbak Hana dulu ke apartemen?" tanya supir yang sesekali melirik melalui rear view mirror.

"Ke rumah Menteng aja, Pak," jawab Hana. Hana punya sebuah kamar di kediaman Ares. Itu kamarnya sejak kecil dan tetap dirawat oleh ART di sana agar ia bisa istirahat jika tidak kuat untuk pulang ke apartemen.

Hana menghela napas, bagaimana ia bertanggung jawab pada orang tua Evan? Ini tugas pertamanya sebagai asisten Evan, dan kini ia mengantar Evan dalam kondisi teler.

"Pak, bantuin nganter Evan ke kamar dulu ya." Karena mereka sudah tiba di kediaman keluarga Ares, Hana bisa menanggalkan panggilan 'Pak' dari Evan. Meskipun saat ini kondisinya sendiri tidak bisa dibilang normal, Hana masih bisa berdiri untuk menopang Evan dari sebelah kanan, sementara supir keluarganya menopang Evan dari sisi kiri.

The worst case adalah posisi kamar Evan yang ada di rumah belakang. Rumah itu terdiri dari dua bangunan utama yang dipisahkan kolam renang di tengahnya. Rumah bagian depan ditempati orang tua dan adik Evan yang paling kecil, dan rumah bagian belakang ditempati Evan, adik pertamanya, dan Hana—kalau sesekali ia harus menemani lembur Ares.

Hana menghela napas berat setelah berhasil mendorong Evan ke dalam kamarnya.

"Makasih ya, Pak," ucap Hana sebelum supir itu berlalu.

Sambil memijat pelipisnya yang terasa berkedut, Hana berbalik badan, berniat meninggalkan Evan. Baru ia melangkahkan kakinya, tangan kanannya terasa ditarik.

"Apa menemaniku tidur nggak ada dalam job desc-mu?"

แสดง
บทถัดไป
ดาวน์โหลด

บทล่าสุด

บทอื่นๆ

ถึงผู้อ่าน

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

ความคิดเห็น

user avatar
eonnira
ini dia kisah mamack dan bapacknya si kembar... harus baca runtut nih biar berasa feel nya..hehee
2025-04-05 07:14:52
0
default avatar
gembee2511
Good good good good
2025-03-13 15:41:23
0
user avatar
Desi Dwi Sabdarini
nivel mbak anggi terbaik dah... keren gak bakalan bosan bacanya......
2025-02-10 18:41:53
0
user avatar
MAIMAI
gak pernah gagal deh baca buku karya ka anggi. keren
2025-02-09 22:29:29
0
user avatar
Lily Louisa
gara gara Hana Evan jadi baca ulang vio Azka kan d situ ke Spil banyak kisah mereka tapi aku tetap selalu nungguin Kaka Up ...️
2025-02-05 15:53:56
0
user avatar
Denovanti
Bagus,bikin gregetan.......Hana yg sudah terlanjur cinta,sementara Evan msh ragu2....
2025-02-03 04:16:53
0
user avatar
denzel mamesah
waduh gak ada updatenya uda 2 hari....
2025-01-30 07:14:12
0
user avatar
Jennifer Karisoh
up lagi dong
2025-01-29 11:02:16
0
user avatar
Deon_Author
menarik ceritanya
2025-01-26 07:38:35
0
user avatar
Jessie Aprilia
kak kapan update bab terbaru nya
2025-01-22 21:15:33
0
user avatar
r_Rina 1991
kenapa baru tau cerita ini
2025-01-16 08:28:43
0
user avatar
Ayyma
ceritanya menarik
2025-01-06 20:57:22
1
user avatar
Retty Rinintya
bagus semua novel ku baca
2025-01-03 17:47:56
0
user avatar
Lily Louisa
aku ngikutin hampir semua cerita nya KK, jadi waktu baca sinopsisnya tokohnya... Hana Evan oh ini kan sepupunya Azka vio , leta Ares oh JD ini anak nya leta.... semangat Kaka ...️...️...️
2024-12-31 12:00:14
0
user avatar
libra
cerita karya kak anggi selalu bsgus
2025-05-09 21:34:33
0
147
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status