“Kamu yakin, Han? Ini nggak bakal gampang.”
Hana terdiam. Malam sebelumnya ia sangat yakin mengambil langkah itu. Kini saat ia berada di hadapan Ibra, tiba-tiba keberaniannya menguap.
Ibra menatap Hana dengan lekat. Bohong kalau dia bilang tidak mau memenuhi permintaan Hana. Bukan semata-mata karena ia ingin menolong Hana. Tapi ... perasaannya ternyata memang untuk Hana, dan bodohnya, ia baru menyadarinya setelah Hana dekat dengan Evan.
Tepatnya ketika malam di mana ia makan bersama Hana dan Evan datang tiba-tiba.
Ibra ingat bagaimana ia kebingungan usai Hana pergi dengan Evan kala itu.
***
-Malam saat Ibra akhirnya sadar dengan perasaannya-
"Lah, Bang. Hana mana?" tanya Vio yang memang terlambat datang karena meeting-nya yang tidak selesai-selesai.
Sedianya, mereka makan malam bertiga karena Hana merengek ingin lasagna. Tapi saat Vio tiba di cafe langganannya, hanya ada abangnya yang terlihat menatap risoto di depannya dengan tatapan kosong.
"Abang. Astaga! Adeknya nanya loh ini. Ma