“Orang-orang kayak pada ngelihatin kita deh.”
Hana yang berjalan selangkah di belakang Evan mengedarkan pandangannya dengan awas. Ia yang selama dua hari belakangan tinggal di kediaman keluarga Cakrawangsa, pagi itu berangkat bersama Evan, tentu saja mereka terlihat memasuki lobby kantor bersama.
Tapi, bukankah itu hal yang wajar? Jabatannya adalah asisten, bukan sekretaris. Dan hal itu sudah berlangsung lama, sejak ia menjadi asisten Antares Cakrawangsa, ia juga sering berangkat bersama dengan atasannya yang merangkap calon mertuanya saat ini.
“Masa?” Evan ikut mengedarkan pandangan, dan setiap orang yang bertemu tatap dengannya langsung menunduk hormat.
Anehnya, Evan malah berbalik dan memperhatikan wajah Hana dengan seksama, yang membuat Hana salah tingkah.
“Ini di lobby.” Hana mengingatkan Evan agar tidak melakukan tindakan aneh.
“Ngecek aja, jangan-jangan masih ada bentol-bentolnya makanya pada ngelihatin.”
Hana mendengus kesal dan memberikan kode agar Evan melanjutkan langkahnya