Hana: Ka, lagi sibuk nggak?
Azka: Nggak, kenapa?
Hana: Bisa jemput ke bandara?
Azka: Loh bukannya kamu pergi sama Evan?
Hana: Iya, tapi pulangnya nggak bareng
Azka: Kok bisa nggak bareng?
Azka: Bukannya dia lumayan posesif?
Azka: Ya udah, nanti kabarin kalo udah mau boarding.
Setelah selesai berbalas pesan dengan Azka, Hana membuka koper dan menyiapkan pakaian Evan yang akan dikenakannya. Ia memang marah, tapi entah kenapa ia masih saja melakukan apa yang biasa dilakukannya sejak menikah dengan Evan. Menyiapkan pakaian lelaki itu, mengambilkan nasi beserta lauk dan sayur, merapikan baju kotor yang suka diletakkan Evan sembarangan, dan hal-hal kecil lainnya yang mungkin sering tidak disadari Evan dalam pernikahan mereka yang baru seumur masa semai tanaman hidroponik itu.
Namun Hana tidak pernah bermain-main dengan ucapannya. Ia tidak membiarkan Evan menyentuhnya semalaman, walaupun Evan sudah meminta maaf, merengek, dan merayunya semalaman.
"Masih marah?" tanya Evan yang sudah kebingun