Livia menggigit bibir, lalu masuk ke dalam kamar lagi, menggaruk tengkuknya dengan canggung. "Aku… aku benar-benar datang bulan…"
Zayn diam. "Aku sudah tahu."
"Aku lupa tanggalnya," lanjut Livia, semakin salah tingkah.
Zayn hanya menatapnya datar.
Livia memainkan ujung kaus tidurnya, lalu menatap Zayn dengan ragu. "Ehm… aku tidak bawa persediaan… d-dan…"
Tatapan Zayn langsung berubah tajam. "Kau mau aku belikan?"
Livia langsung menggeleng cepat. "T-tidak! Aku bisa minta pada pelayan!"
Zayn mendesah pelan, lalu bangkit dari tempat tidur dan meraih rokok yang ada di meja samping ranjangnya. Ia menyalakannya dengan santai, lalu berjalan menuju balkon kamar dengan ekspresi gelap.
Livia mengerutkan kening. "K-kau marah?"
Zayn tidak menjawab. Ia hanya bersandar pada pagar balkon, menatap langit malam yang gelap dengan mata tajamnya.
Livia menggigit bibirnya, merasa sedikit bersalah. "Aku tidak sengaja, sungguh… aku juga tidak mau kejadian ini terjadi malam ini…"
"Aku tahu," jawab