" Bagaimana istriku? Apa ada masalah di salon?" Saat tiba di rumah, Boy langsung memghubungi anak buahnya.
"Aman, Bos. Tidak terjadi apa-apa. Situasi tenang, tidak ada yang berubah."
"Baiklah. Kalian boleh pergi dari sana."
Boy Azka menutup panggilan ponselnya. Namun ia tetap merasa cemas. Sebenarnya, ia ingin sekali jika Firda bisa dekat dengan Syafa. Bukankah Firda pernah mendambakan seorang anak perempuan?
Sementara itu di tempat lain, Setelah melakukan perawatan tubuh dan wajah yang memakan waktu berjam-jam, Firda dan Syafa memutuskan untuk melanjutkan aktivitas mereka dengan berbelanja bareng di mall. Sebelumnya mereka makan di restoran yang berada di samping salon.
"Bun, kalau hari sabtu begini, Bumi dan Kak Lintang kemana?" tanya Syafa saat mereka sedang makan siang.
"Yang pasti dua-duanya nggak ada di rumah. Bahkan sampai malam." Firda dengan senang menjawab semua pertanyaan Syafa yang tak henti-hentinya bicara.
"Terus, Bunda sama siapa? Sama Ayah?"
Wanita paruh baya i