Seketika Dira melotot dan tangannya spontan menyilang di depan dada, sama seperti yang dia lakukan beberapa malam sebelumnya.
Alif yang duduk di sampingnya mengernyitkan alis sambil menatapnya penuh selidik.
“Ngapain kamu bertingkah seperti itu?” sergah Alif.
Dira menelan ludah, membasahi bibirnya dengan saliva kemudian menundukkan kepala. Ia bingung harus menjawab apa. Ucapan Alif tadi benar-benar membuat Dira shock dan spontan bertingkah aneh.
“DENGER!! Aku gak bakal mau menyentuhmu sedikit pun.”
Suara Alif kembali terdengar dengan penuh arogansi. Dira mendongak perlahan dan tak ayal mata mereka bertemu.
“Lagian aku gak tertarik ama tubuhmu.”
Dira tidak menjawab hanya menganggukkan kepala. Ia sudah menduga jika Alif akan berkata seperti ini. Perlahan Dira menurunkan tangannya yang menyilang di dada.
“Namun, aku juga harus memenuhi permintaan Ayah dan Bunda.”
Alif kembali