Saat pengumuman keberangkatan pesawat terdengar, keluarga itu bangkit. Analea memeluk putrinya erat-erat. “Hati-hati di sana, Sayang. Mama akan selalu menunggumu pulang.”
Fabian menambahkan, “Kalau ada apa-apa, segera hubungi Papa, ya.”
“Iya, Pa, Ma,” jawab Hana sambil tersenyum. “Aku akan baik-baik saja.”
Lyra memeluk adiknya. “Jangan buat masalah di sana, Hana. Ingat, kamu harus fokus belajar.”
Hana terkikik. “Iya, Kak Lyra. Aku nggak akan lupa.”
Setelah memastikan semuanya siap, Hana melambaikan tangan pada keluarganya sebelum memasuki ruang tunggu khusus. Perasaan haru bercampur semangat menyelimuti hatinya.
Saat masuk ke ruang tunggu khusus penumpang kelas bisnis, Hana merasa sedikit gugup. Ia mencoba menenangkan diri dengan duduk di sudut ruangan, tetapi perasaannya tiba-tiba berubah ketika matanya menangkap sosok pria di ujung ruangan.
Pria itu tampak dewasa, dengan postur tegap dan aura profesional yang sulit diabaikan. Ia mengenakan jas abu-abu yang terlihat maha