"Kamu datang ke rumah majikan aku lagi saja, Mas. Uangnya nanti aku siapkan," kata Mela saat dia menghubungi suaminya.
"Dapat uang dari mana kamu, Mel?" Suara Dedi sangat tidak enak didengar, laki-laki yang pernah menjadi tempat Mela bergantung, kini berubah jadi orang yang ingin Mela hindari keberadaannya.
"Aku pinjam dari majikan aku dulu. Sudah, pokoknya kamu segera datang. Pak Dirga nunggu nanti malam jam tujuh. Jangan sampai telat," tegas Mela, tanpa menunggu tanggapan Dedi Mela langsung memutus panggilan.
Dedi berdecak kesal, dia mengusap rambutnya kasar.
"Pake langsung dimatiin lagi. Orang Belum selesai ngomong juga," omelnya terus mendumel.
"Majikan si Mela banyak duitnya juga, ya? Padahal kan kata emak dia itu bekas TKI juga. Apa kerja di luar negeri bisa menghasilkan banyak uang? Ah, rasanya rugi kalau aku cuma minta uang empat puluh juta saja." Dedi mengambil kunci motornya, dia beranjak hendak pergi ke rumah Bima lagi.
"Mau kemana lagi kamu, Mas?" tanya